Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Dampak Stres pada Kesehatan Mulut, Salah Satunya Memicu Sakit Gigi

Kompas.com - 02/12/2022, 05:00 WIB
Dinno Baskoro,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Stres tidak hanya memicu gangguan kesehatan seperti sakit kepala atau sakit perut.

Lebih dari itu, stres juga bisa berdampak pada kesehatan mulut, seperti nyeri gusi sampai sakit gigi.

Hubungan antara stres dan sakit gigi sebenarnya memiliki keterkaitan yang tanpa disadari hal tersebut bisa memicu risiko gangguan kesehatan mulut.

Baca juga: 5 Cara Mencegah Sakit Gigi, Tak Cukup Cuma Jaga Kebersihan Mulut 

Dampak stres yang bisa memicu sakit gigi

Ilustrasi sakit gigiFreepik Ilustrasi sakit gigi

Tingkat stres yang tinggi pada seseorang dapat dikaitkan dengan risiko gangguan kesehatan mulut, termasuk sakit gigi.

Konon hal itu disebabkan oleh sejumlah saraf gigi yang langsung terhubung dengan saraf pusat diotak.

Sedangkan saat seseorang merasa stres, dampaknya bisa memengaruhi sistem saraf yang terhubung dengan banyak titik di seluruh tubuh.

Itulah yang mendasari mengapa stres bisa memengaruhi kondisi tubuh seseorang, tak terkecuali dengan masalah sakit gigi.

Melansir Health Grades, berikut hubungan antara stres dan risiko sakit gigi.

1. Stres memicu patah gigi

Secara alami, hampir semua gigi memiliki retakan-retakan kecil karena mengalami keausan.

Pada dasarnya retakan kecil ini tidak menjadi masalah besar, namun saat tubuh sedang stres ada beberapa perilaku yang memicu keretakan semakin merembet menimbulkan sakit gigi.

Seperti kebiasaan yang memicu mengatupkan rahang tanpa sadar, menggemeretakkan gigi saat kita tertidur.

Kebiasaan yang tidak disadari itu bisa memberikan tekanan berlebih pada gigi dan menyebabkan gigi mudah rapuh dan patah.

2. Memengaruhi sensitivitas gigi

Pemiliki gigi sensitif sepertinya perlu mengetahui cara mengelola stres karena secara tidak langsung kondisi tersebut bisa meningkatkan sensitivitas gigi.

Hal itu ternyata masih ada kaitannya dengan poin pertama yang membuat munculnya kebiasaan menggeretakkan gigi dan mengatupkan rahang.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com