Sebab kebiasaan tersebut juga dapat merusak enamel, atau lapisan luar pelindung gigi.
Sementara enamel gigi adalah jaringan yang paling keras dalam tubuh manusia, tetapi tipis dan dapat terkikis seiring waktu.
Erosi enamel gigi dapat menyebabkan kepekaan ekstrem terhadap makanan panas, dingin, manis, atau asam.
Dampak yang ditimbulkan akibat sensitivitas gigi yang meningkat itu jelas dapat memicu sakit gigi.
Baca juga: Cara Menggunakan Daun Jambu Biji sebagai Obat Sakit Gigi
Nyeri gusi atau beberapa jaringan di sekitar mulut (kecuali sariawan) juga kerap didefinisikan sebagai sakit gigi.
Sebuah studi tahun 2016 yang diterbitkan BMC Oral Health menemukan bahwa orang yang mengalami tingkat stres tinggi mengalami risiko nyeri pada gusi dan mulut daripada mereka yang tidak terlalu stres.
Temporomandibular (TMD) merupakan sendi yang menghubungkan tulang rahang ke tengkorak.
Fungsinya adalah untuk membuka dan menutup mulut, serta menggerakkan rahang ke bawah saat mengunyah makanan hingga berbicara.
Penelitian telah menemukan bahwa sejumlah kebiasaan yang kita gunakan untuk melepaskan stres, seperti mengunyah permen karet atau menyandarkan dagu pada tangan, dapat menyebabkan disfungsi pada TMD.
Ketika bagian ini mengalami nyeri, maka orang tersebut dapat merasakan gangguan yang kemungkinan bisa menimbulkan bengkak dan nyeri pada gusi serta gigi.
Penyebab paling umum dari penyakit gusi adalah kebersihan mulut yang buruk.
Para peneliti menduga bahwa hal itu pula yang menjadi salah satu alasan mengapa stres dapat menyebabkan penyakit gusi.
Pasalnya stres cenderung membuat seseorang melakukan sejumlah kebiasaan yang bisa merugikan kesehatan mulut.
Mulai dari merokok, mengonsumsi makanan manis, atau asam yang memicu penyakit gusi dan juga sakit gigi.
Beberapa penelitian juga menunjukkan hormon stres mendorong pertumbuhan bakteri yang diketahui berkontribusi pada perkembangan penyakit gusi.
Baca juga: Cara Pakai Hidrogen Peroksida sebagai Obat Sakit Gigi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.