Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/12/2022, 05:30 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beberapa tahun terakhir, diet Dukan menjadi populer di kalangan pesohor, seperti Kate Middleton.

Menurut beberapa sumber, istri Pangeran William itu menerapkan diet Dukan demi menjaga bentuk tubuh ideal dan tetap fit.

Bukan hanya Kate yang mengadopsi diet Dukan.

Selebritas lain semacam Jennifer Lopez dan Gisele Bundchen juga mencoba diet tersebut untuk merampingkan tubuh mereka.

Ahli diet terdaftar, Kendra Weekley, RD mencoba memaparkan seperti apa cara kerja diet Dukan.

Baca juga: Cara Menerapkan Diet Rendah Purin bagi Penderita Asam Urat

Apa itu diet Dukan?

Menurut Weekley, diet Dukan adalah diet yang mengatur ulang kebiasaan makan dan membantu kita mengendalikan berat badan secara permanen dalam empat fase.

"Pada dasarnya, ini adalah diet eliminasi," catat Weekley.

"Diet apa pun yang menghilangkan sejumlah makanan padat nutrisi dan kalori akan mendukung penurunan berat badan dengan cepat."

Fase diet Dukan

Baca juga: 5 Rekomendasi Aplikasi Penghitung Kalori untuk Pelaku Diet

Diet Dukan terdiri dari empat fase, semuanya memiliki durasi dan aturan yang bervariasi.

Dua fase pertama adalah fase penurunan berat badan, fase ketiga adalah mengembangkan perubahan perilaku untuk mencegah berat badan naik kembali.

Sementara itu, fase keempat atau fase terakhir adalah fase pemeliharaan untuk bertahan seumur hidup.

"Selama masing-masing fase ini, kita memilih dari daftar makanan yang sangat terbatas yang dapat dimakan dalam jumlah tidak terbatas," sebut Weekley.

"Banyak dari makanan ini juga dicerna dengan lambat sehingga kita merasa kenyang lebih lama, yang kemudian dapat menyebabkan penurunan asupan kalori dan mendorong penurunan berat badan."

1. Fase attack

Fase pertama ini juga disebut sebagai fase protein murni.

Kita tidak mengonsumsi makanan apa pun kecuali protein tanpa lemak, dengan 68 protein hewani yang dapat dipilih.

Tidak ada pembatasan porsi protein, ditambah 1,5 sendok makan oat bran dan 6-8 gelas air mineral.

"Oat bran untuk membantu menstabilkan gula darah, meningkatkan rasa kenyang dan mengurangi asupan kalori secara keseluruhan," catat Weekley.

Dalam fase pertama ini, dianjurkan untuk berolahraga secara bertahap seperti berjalan kaki selama 20 menit per hari.

Fase pertama berlangsung antara 2-5 hari, namun bisa bertahan hingga seminggu jika kita ingin menurunkan lebih banyak berat badan.

Baca juga: Kiat Menjaga Kadar Gula Darah Melalui Diet Sehat

Tujuan utama fase ini adalah mencapai ketosis, kondisi metabolisme yang terjadi saat tubuh membakar lemak untuk menghasilkan energi.

Ketosis biasanya terjadi saat seseorang menjalani diet tinggi lemak dengan asupan protein sedang dan sedikit atau tanpa karbohidrat.

Ketika tubuh tidak memiliki karbohidrat untuk dipecah menjadi energi, tubuh mulai memecah lemak, yang dapat menyebabkan penurunan berat badan dengan cepat.

"Tubuh kita membutuhkan energi untuk berfungsi, dan biasanya menggunakan glukosa dari karbohidrat untuk menghasilkan energi itu," jelas Weekley.

"Namun, ketika tidak ada glukosa, tubuh membuat energi dari lemak. Memecah lemak menciptakan senyawa yang disebut keton, yang kemudian diubah menjadi energi."

Dalam mencapai kondisi ketosis, tubuh dapat merasakan efek samping jangka pendek seperti mual, muntah, peningkatan kelelahan, dan buang air besar.

Baca juga: Diet Mediterania Bisa Bantu Atasi Masalah Perut Buncit

2. Fase cruise

Selama fase kedua dari diet Dukan, kita mulai memasukkan kembali beberapa sayuran ke dalam diet. Namun ada aturannya.

Dalam fase kedua ini, kita beralih antara mengonsumsi protein sepenuhnya dengan mengonsumsi sayuran dan protein.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com