Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Kapan Kita Siap Menikah?

Kompas.com - 02/12/2022, 13:28 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Zen Wisa Sartre dan Ristiana D. Putri

KOMPAS.com - Salah satu pertanyaan yang kadang sulit dijawab adalah masalah pernikahan, terutama menyangkut usia menikah. Negara menyatakan bahwa setidak-tidaknya baik laki-laki maupun perempuan yang akan menikah harus menginjak umur 19 tahun.

Itu sebabnya, tidak boleh lagi ada paksaan atas anak di bawah umur untuk menikah atau pendek kata, yaitu dijodohkan atau pernikahan dini. Akan tetapi, menikah bukan hanya terkait usia saja.

Kali ini, siniar Obrolan Meja Makan bertajuk “Tanda Kamu Siap Menikah” dengan tautan akses dik.si/OMMSiapNikah mengangkat topik pernikahan yang merupakan tonggak penting dalam perjalanan hidup manusia. Adapun episode ini dapat diakses melalui tautan berikut.

Pasalnya, pernikahan sangatlah sakral dalam hidup manusia. Pernikahan bukan sebatas sepasang kekasih yang diresmikan, tetapi ada kaitannya dengan budaya, agama, hukum, dan terutama persetujuan untuk hidup bersama.

Baca juga: Melihat Kembali Kehidupan dengan Sastra

Persetujuan hidup bersama ini juga mengandung konsekuensi dan tanggungjawab. Itulah mengapa, pernikahan yang dipaksakan tidaklah baik, terlebih pada anak yang belum beranjak dewasa, tetapi telah dijodohkan.

Ini disebabkan sang anak belumlah cukup dewasa untuk memiliki tanggungjawab dan cenderung pernikahannya akan menyebabkan banyak masalah.

Akan tetapi, bagaimana mengetahui kita sudah siap menikah? Berikut adalah empat indikasi bahwa kita siap menikah.

Tidak Mencari Kesempurnaan

Mungkin bisa dibilang klise, tetapi jangan sampai ungkapan “menerima ketidaksempurnaan” hanya menjadi ungkapan saja.

Untuk itu, kita harus memahami ketidaksempurnaan pasangan secara menyeluruh, seperti akan pada suatu saat pasangan kita menjengkelkan dan perilakunya tidaklah rasional.

Kita juga harus mau memahami adanya perbedaan pendapat dan pemikiran dalam suatu pernikahan.

Kemudian, bila ada suatu konflik atau masalah, kita bisa menyelesaikannya dengan kepala dingin. Penting bagi pasangan suami istri untuk memiliki sifat kedewasaan dan kebijaksanaan dalam sebuah pernikahan.

Berhenti Menjadi Seseorang yang Ingin Selalu Dipahami

Sebuah kesalahan dalam pemikiran bila seseorang yang kita nikahi akan selalu ada dan memahami apa yang kita rasakan dan mau. Itulah mengapa, perlu adanya komunikasi yang baik antara kedua belah pihak.

Dalam sebuah hubungan, apalagi pernikahan, tidak ada kata menang-kalah. Bila masih berpikir demikian, maka bukan tidak mungkin hanya akan ada masalah dan kerumitan yang menunggu.

Kita juga tidak boleh menyalahkan pasangan bila dirinya melakukan kesalahan atau lalai melakukan pekerjaan rumah.

Selain itu, dalam pernikahan perlu adanya pemahaman atas latar belakang pasangan dan relasinya dengan keluarga besar, agama, dan lingkungan sekitar. Karena faktor-faktor tersebut akan memengaruhi pola hidup yang baru akibat pernikahan.

Siap Mencintai, Bukan Dicintai

Ada satu hal yang selalu membingungkan manusia, khususnya dalam hubungan antarpasangan, yaitu cinta. Kadang kala juga kita hanya ingin dicintai, tetapi selalu berkata tidak siap di kala harus mencintai.

Bila dalam pernikahan atau hubungan hanya ingin dicintai, tentunya ada sesuatu yang salah pada hubungan tersebut. Karena dalam sebuah hubungan haruslah bersifat timbal balik, bukan satu arah.

Baca juga: Cara Bijak Menyikapi Perselingkuhan Orangtua

Konsep “mencintai” di sini bukanlah memberi hadiah yang serba mahal atau memanjakan, melainkan adanya perhatian dan mencoba untuk memahami satu sama lain. Kemudian, setiap pasangan yang menikah juga harus mampu untuk mencintai anaknya.

Sebagai orangtua, tidaklah bijaksana bila memaksakan kehendak atau menanamkan ambisi kepada sang anak. Anak memang tidak akan ada bila orangtua tidak menikah, tetapi anak juga memiliki kehidupannya sendiri.

Hubungan Intim dan Cinta adalah Sesuatu yang Berbeda

Secara hukum dan agama kedua pasangan telah sah menikah dan memiliki hak untuk berhubungan intim. Akan tetapi, hal itu bukanlah yang utama dan bukan berarti cinta.

Karena bisa saja hubungan sex timbul berkat adanya nafsu dan kebutuhan biologis yang harus dipenuhi. Sementara itu, cinta dalam pernikahan melingkupi persahabatan, menikmati waktu bersama, berusaha ada untuk satu sama lain, dan tak lekang oleh menuanya penampilan.

Dengan demikian, jangan menyamaratakan antara hubungan intim dan cinta dalam pernikahan.

Dengarkan informasi selengkapnya seputar menghadapi kekerasan dalam rumah tangga, perasaan berduka, dan persoalan rumah tangga hanya dalam siniar Obrolan Meja Makan.

Akses sekarang juga episode “Tanda Kamu Siap Menikah” melalui tautan dik.si/OMMSiapNikah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tempat Sewa Baju Pengantin Adat di Jakarta, di Mana Saja?

Tempat Sewa Baju Pengantin Adat di Jakarta, di Mana Saja?

Look Good
Sederat Karya Mendiang Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo

Sederat Karya Mendiang Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo

Feel Good
3 Hal yang Harus Diperhatikan Saat Fitting Baju Pengantin Adat Batak

3 Hal yang Harus Diperhatikan Saat Fitting Baju Pengantin Adat Batak

Look Good
Jarang Beli, Rania Yamin Lebih Sering Pakai Baju Eyang

Jarang Beli, Rania Yamin Lebih Sering Pakai Baju Eyang

Look Good
Pendiri Mustika Ratu Meninggal Dunia, Ketahui 6 Fakta Mooryati Soedibyo Sang 'Empu Jamu'

Pendiri Mustika Ratu Meninggal Dunia, Ketahui 6 Fakta Mooryati Soedibyo Sang 'Empu Jamu'

Feel Good
Pendiri Mustika Ratu Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun, Ini Sederet Kiprahnya

Pendiri Mustika Ratu Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun, Ini Sederet Kiprahnya

Feel Good
Tips dan Cara Tepat Menyimpan Baju Pengantin di Rumah

Tips dan Cara Tepat Menyimpan Baju Pengantin di Rumah

Look Good
Zodiak yang Paling Setia dalam Hubungan dan Pertemanan, Apa Saja?

Zodiak yang Paling Setia dalam Hubungan dan Pertemanan, Apa Saja?

Feel Good
Awas, Terlalu Lama Main Gawai Picu Tantrum pada Anak

Awas, Terlalu Lama Main Gawai Picu Tantrum pada Anak

Feel Good
Viral Bayi Meninggal Setelah Dipijat Nenek, Begini Cara Menolak Saran Pengasuhan Orang Terdekat 

Viral Bayi Meninggal Setelah Dipijat Nenek, Begini Cara Menolak Saran Pengasuhan Orang Terdekat 

Tanya Pakar - Parenting
Ada Tempat Bikin Baju Pengantin Batak di Jakarta, Apa Warna Terfavorit?

Ada Tempat Bikin Baju Pengantin Batak di Jakarta, Apa Warna Terfavorit?

Look Good
Cerita Para Atlet Disabilitas, Tetap Semangat di Tengah Keterbatasan

Cerita Para Atlet Disabilitas, Tetap Semangat di Tengah Keterbatasan

Feel Good
Sering Disepelekan, Ini 6 Kebiasaan yang Menurunkan Fungsi Otak

Sering Disepelekan, Ini 6 Kebiasaan yang Menurunkan Fungsi Otak

Feel Good
9 Kebiasaan Sederhana yang Membuat Otak Cerdas dan Pintar

9 Kebiasaan Sederhana yang Membuat Otak Cerdas dan Pintar

Feel Good
6 Jenis Kain yang Berbahaya bagi Bayi, Ketahui Risikonya 

6 Jenis Kain yang Berbahaya bagi Bayi, Ketahui Risikonya 

Feel Good
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com