Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Jumlah Kafein Harian yang Dianjurkan, Termasuk untuk Anak dan Ibu Hamil

Kompas.com - Diperbarui 06/12/2022, 13:10 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

Sumber USA Today

Minum kafein dalam jumlah rendah hingga sedang tidak menyebabkan peningkatan risiko diabetes gestasional, preeklampsia, atau hipertensi bagi orang hamil, demikian temuan para peneliti di University of Pennsylvania.

Sebuah penelitian bahkan menemukan bahwa minum hingga 100 miligram kafein per hari berkorelasi dengan penurunan risiko diabetes sebesar 47 persen

Efek samping

Asupan kafein yang berlebihan tentunya bisa berdampak buruk pada tubuh, apalagi jika dilakukan dalam jangka panjang.

Beberapa hal yang mungkin muncul yakni:

  • Sakit kepala
  • Insomnia
  • Kegugupan atau kecemasan
  • Sifat lekas marah
  • Detak jantung yang cepat
  • Tremor otot

Konsumsi berlebihan dalam jangka panjang dapat memperburuk efek ini sehingga mengalami tekanan darah tinggi, masalah pencernaan yang berkelanjutan, dan, dalam kasus yang jarang terjadi, kematian.

Baca juga: Konsumsi Kafein, Kopi atau Matcha yang Lebih Baik?

Kafein secara teknis adalah obat yang berfungsi sebagai stimulan yang dapat mempercepat sistem saraf pusat dan meningkatkan tingkat energi.

Kafein diserap dalam waktu 45 menit setelah dikonsumsi, dan tetap berada di dalam darah antara 90 menit hingga sembilan setengah jam.

Proses ini juga tergantung pada seberapa banyak makanan yang dikonsumsi, merokok (yang mempercepat kerusakan) atau kehamilan dan kontrasepsi oral (yang memperlambatnya).

Hill menambahkan, kita dapat membangun toleransi terhadap efek kafein khususnya berkaitan dengan efek jangka pendek seperti kewaspadaan dan peningkatan produktivitas.

"Mungkin diperlukan lebih banyak kafein untuk merasakan hal-hal itu, tetapi pada saat yang sama, seiring dengan meningkatnya jumlah kafein, risiko efek samping juga meningkat."

Apabila kita merasa asupan kafein sudah sangat berlebihan, ia merekomendasikan beberapa cara berikut untuk menguranginya:

  • Beralih antara kopi berkafein dan kopi tanpa kafein
  • Mencoba kopi decaf
  • Beralih ke teh, yang memiliki kafein lebih sedikit daripada secangkir kopi
  • Mengganti asupan kopi dengan air yang bermanfaat untuk menghidrasi tubuh

Baca juga: Benarkah Kopi Decaf Benar-benar Bebas Kafein?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber USA Today


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com