Alasan utama mengapa keduanya sangat direkomendasikan oleh para ahli dermatologi adalah karena jenis kulit dapat mentoleransinya.
Yang akan bervariasi adalah turunan vitamin A dan konsentrasi yang kita gunakan.
Namun, Yadav mengatakan, jenis kulit tertentu harus melanjutkan dengan hati-hati dan berkonsultasi dengan dokter kulit sebelum memasukkan retinol yang dijual bebas ke dalam rutinitas skincare mereka.
"Kulit yang sangat sensitif, kulit yang mudah peka, dan jenis kulit yang sangat kering harus menghindari turunan vitamin A seperti asam retinoat dan retinol," lanjutnya.
Hibler menambahkan, mereka yang sedang hamil atau menyusui juga harus menghindari penggunaan retinoid atau retinol.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) telah menempatkan retinoid dalam kategori kehamilan C yang berarti dapat menyebabkan keguguran dan malformasi, sehingga ahli dermatologi merekomendasikan untuk tidak menggunakannya.
Salah satu efek samping retinoid adalah retinoid uglies.
Retinoid uglies dapat mencakup pengelupasan, kemerahan, iritasi, sensitivitas, dan kekeringan.
Baca juga: Mengenal Retinol, Manfaat dan Panduan Pemakaiannya bagi Pemula
Namun, kita bisa menghindari efek samping ini dengan memperlambat pengenalan bahan ke dalam rutinitas skincare yang memungkinkan kulit untuk membangun toleransi.
"Biasakan untuk memulainya dengan perlahan-lahan seperti hanya beberapa kali seminggu," saran Hibler.
"Oleskan pelembap segera setelahnya. Tingkatkan kekuatan dan frekuensi secara perlahan. Kulit akan memberi tahu jika kita menggunakannya terlalu banyak atau terlalu sering," kata dia.
Jika kita terlalu banyak menggunakannya dan menimbulkan kemerahan, iritasi, atau kekeringan, maka istirahatlah beberapa hari sebelum menggunakannya kembali.
Menggunakan retinoid atau retinol secara perlahan-lahan adalah kuncinya.
Selain itu, waktu paling baik untuk menggunakan bahan ini adalah malam hari, karena saat itulah kulit memperbaiki dirinya sendiri.
Ditambah lagi, vitamin A dapat menyebabkan sensitivitas terhadap sinar matahari.