Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gangguan Kecemasan pada Anak, Gejala hingga Cara Mengatasinya

Kompas.com - 07/12/2022, 06:19 WIB
Anya Dellanita,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber NHS

KOMPAS.com - Merasa cemas atau khawatir akan sesuatu memang normal dialami oleh siapa saja, termasuk anak-anak.

Namun pada beberapa anak, rasa cemas tersebut bisa mempengaruhi perilaku dan pikiran secara terus menerus. Tak jarang, aktivitas di sekolah dan kehidupan sosial anak pun terganggu karenanya.

Jadi jika anak mengalami hal itu, kemungkinan besar anak menderita gangguan kecemasan atau anxiety disorder, yang perlu ditangani oleh profesional.

Adapun gangguan kecemasan pada anak ini dapat disebabkan oleh beberapa hal.

Dilansir dari NHS, beberapa anak memang lahir dengan rasa kecemasan dan sulit mengatasi rasa stres yang berbeda dengan anak lainnya.

Baca juga: Mengenal Gangguan Kecemasan, Gejala, dan Faktor Risikonya

Kendati demikian, gangguan kecemasan pada anak juga bisa disebabkan oleh berada di sekitar orang lain yang mengalami hal serupa.

Lalu, ada pula beberapa anak yang mengalami gangguan kecemasan setelah melalui momen yang membuatnya stres, seperti berikut.

  • Sering pindah rumah atau sekolah
  • Memiliki orangtua yang sering bertengkar
  • Kematian kerabat dekat atau teman
  • Sakit parah atau terluka akibat suatu kecelakaan
  • Masalah terkait sekolah seperti ujian atau intimidasi
  • Diabaikan atau disiksa

Selain itu, anak-anak dengan gangguan attention deficit hyperactivity (ADHD) dan gangguan spektrum autistik juga cenderung lebih sering mengalami gangguan kecemasan.

Gejala gangguan kecemasan pada anak

Untungnya, gejala gangguan kecemasan pada anak bisa dideteksi. Berikut beberapa gejalanya.

  • Sulit berkonsentrasi
  • Sulit tidur, atau terbangun di malam hari karena mimpi buruk
  • Jadwal makan berantakan
  • Cepat marah atau mudah tersinggung. Terkadang sulit mengendalikan diri saat marah.
  • Terus-menerus khawatir atau selalu berpikir negatif
  • Merasa tegang dan gelisah, atau sering pergi ke kamar mandi
  • Sering menangis
  • Selalu ingin menempel pada orangtuanya
  • Sering mengeluh sakit perut dan merasa tidak enak badan

Gangguan kecemasan akibat separation anxiety atau karena perpisahan dengan orang yang disayangi juga rentan dialami oleh anak kecil, sementara anak yang lebih tua dan remaja umumnya lebih sering cemas karena masalah sekolah atau hubungan sosial.

Baca juga: 11 Cara Mengatasi Gangguan Kecemasan

Membantu anak penderita gangguan kecemasan

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan orangtua jika memiliki anak penderita gangguan kecemasan.

Namun hal pertama yang perlu dilakukan adalah berdiskusi dengan anak terkait kecemasan dan kekhawatirannya.

Sebab, banyak anak yang kecemasannya akan menghilang setelah ditenangkan oleh orangtuanya.

Kendati demikian, berbicara dengan profesional seperti psikolog dapat bisa dilakukan jika kecemasan anak terjadi terus menerus atau anak mengalami hal berikut:

  • Gangguan kecemasan semakin buruk
  • Bantuan kita tidak membantu
  • Mempengaruhi aktivitas anak di sekolah, hubungan dengan keluarganya, atau hubungan sosial anak dengan teman-temannya.

Para ahli pun biasanya akan memberikan beberapa bantuan untuk mengatasi kecemasan sesuai usia dan penyebabnya.

Misalnya saja, konseling yang dapat membantu anak untuk memahami apa yang membuatnya merasa cemas dan mendorong anak untuk menyelesaikan masalahnya.

Lalu, ada pula, cognitive behavioural therapy (CBT), sebuah terapi berbicara yang dapat membantu anak mengatasi kecemasannya dengan mengubah cara berpikir dan perilakunya.

Terkadang, obat-obatan untuk mengatasi kecemasan pun bisa diberikan paa anak jika gangguan kecemasan yang diderita cukup parah atau tidak membaik setelah terapi CBT.

Biasanya, obat ini hanya diresepkan oleh dokter spesialis kesehatan mental anak dan remaja.

Baca juga: 5 Jenis Gangguan Kecemasan yang Umum Terjadi

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber NHS
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com