Namun, apa yang akan terjadi di kala anak-anak tumbuh besar? Apakah teman khayalannya itu ikut menghilang? Bagaimana bila sudah dewasa dan tetap memiliki teman khayalan?
Melansir dari The Conversation, orang-orang yang sudah dewasa dan memiliki teman khayalan bila diceritakan kepada teman-temannya, maka dirinya akan dianggap berhalusinasi.
Untuk itu, penting juga bagi orangtua untuk memberitahu kepada anak bahwa teman khayalan tidaklah nyata. Akan tetapi, orangtua juga harus pelan-pelan menjelaskan kepada anak tentang sesuatu yang nyata dan tidak.
Teman khayalan di masa kanak-kanak diklasifikasikan sebagai makhluk tak terlihat yang diberi pikiran atau kepribadian oleh seorang anak dan bermain dengannya selama lebih dari tiga bulan.
Sebenarnya, orang dewasa juga kerap memiliki teman imajinasi, seperti ketika membaca novel atau membayangkan kejadian sesuatu.
Penelitian juga mengungkapkan seseorang yang dewasa dan memiliki teman khayalan tidaklah berisiko untuk terkena masalah kesehatan mental atau skizofrenia. Orang dewasa ini hanya lebih cenderung memiliki bentuk halusinasi secara lebih umum.
Pendek kata, halusinasi teman khayalan pada orang yang mengidap skizofrenia memiliki gejala layaknya orang yang depresi.
Dengarkan informasi dan cerita kesehatan mental lainnya hanya melalui siniar Anyaman Jiwa di Spotify. Di sana, ada banyak cerita dari teman-teman yang mempunyai masalah hidup serupa sehingga kita tak akan merasa sendiri.
Ikuti juga siniarnya agar kalian tak tertinggal tiap ada episode terbaru yang tayang tiap Rabu dan Jumat. Akses sekarang juga episodenya melalui tautan dik.si/AJTemanKhayalan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.