Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Bicarakan Masturbasi dengan Anak, Orangtua Harus Tahu

Kompas.com - 09/12/2022, 05:00 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saat menjelaskan tentang masturbasi kepada anak, wajar jika baik orangtua maupun anak merasa canggung.

Orangtua tidak ingin jika anak malu dan risih. Lalu apakah pembahasan seputar masturbasi pada anak harus dihindari? Tentu tidak.

Kebanyakan orangtua merasa, jika masturbasi bukanlah topik yang perlu dibahas sampai anak memasuki masa pubertas.

Baca juga: Masturbasi, Bantu Redakan Sakit Kepala atau Justru Sebaliknya?

Namun menurut para ahli, adalah hal yang umum jika anak mulai menemukan sensasi yang menyenangkan dari masturbasi sejak usia muda.

"Anak berusia antara 1-5 tahun dapat menjelajahi tubuh mereka dan menyadari area tertentu terasa nyaman saat disentuh," kata pendidik seks bersertifikat Celina Gomes.

"Beberapa anak memasuki masa eksplorasi diri di tahun-tahun pra-puber mereka, sekitar usia 7-12 tahun. Semua usia dan tahapan ini adalah waktu yang normal untuk eksplorasi."

Ada berbagai alasan lain mengapa anak mulai tertarik menyentuh bagian tubuhnya.

Baca juga: Apa Manfaat Masturbasi untuk Wanita? Ini yang Perlu Diketahui!

Menurut Melissa Pintor Carnagey, pendiri Sex Positive Families, anak berfokus pada keinginan dan kebutuhan mereka pada tahap perkembangan.

"Jika suatu sensasi terasa menyenangkan bagi mereka, mereka akan melakukannya, tanpa memedulikan apa yang dipikirkan orang lain atau keadaan di sekitar mereka," sebutnya.

Meski sering dinilai sebagai topik yang tabu, masturbasi penting untuk dijelaskan kepada anak. Inilah cara yang bisa dilakukan orangtua.

1. Membuka topik tanpa rasa malu dan batasan

Jika orangtua melihat anak menyentuh organ vital di area publik, penting untuk menanganinya dengan cara yang tidak memalukan.

Baca juga: Masih Masturbasi Setelah Menikah, Apakah Normal?

Gomes menyarankan agar orangtua menawarkan ruang dan waktu bagi anak untuk menikmati aktivitas yang mereka rasa menyenangkan.

Cara ini bisa membantu anak mengembangkan batasan yang sehat dan menghindari rasa malu seputar sentuhan dan kesenangan diri.

"Saya lihat kamu menyentuh organ vital dan terasa menyenangkan. Sangat normal melakukan aktivitas ini secara tertutup," ujar Gomes mencontohkan.

"Karena kita berada di ruang publik, ini bukan ruang pribadi. Kamu bisa menikmati lebih banyak sentuhan di ruang pribadi."

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com