Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/12/2022, 11:45 WIB
Anya Dellanita,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber BBC

KOMPAS.com - Perundungan atau bullying merupakan salah satu masalah yang sangat sering terjadi di sekolah dan dapat berdampak negatif pada kehidupan anak ke depannya.

Untuk itu, tentu bullying perlu dihentikan dan dikenali tanda-tandanya.

Namun, apa saja tanda dan ciri anak yang menjadi korban bully?

Dikutip dari BBC, direktur dari organisasi Anti-Bullying Alliance, menyebutkan soal makna bullying dan beberapa ciri anak yang menjadi korban bully.

Menurutnya, bullying merupakan sebuah tindakan berulang yang bertujuan untuk menyakiti seseorang atau suatu kelompok secara sengaja.

Bullying juga selalu terjadi akibat adanya ketidakseimbangan kekuatan atau kekuasaan dan dapat terjadi secara daring maupun tatap muka.

Baca juga: Tanda Si Kecil akan Tumbuh Jadi Pelaku Bully

Ia juga menambahkan, saat ini istilah “bullying” sering disalahartikan dan dikaitkan dengan sesuatu yang bukan bullying.

“Memang penting bagi anak untuk berselisih paham. Perselisihan merupakan bagian penting untuk belajar dan berkembang. Kita harus mengajari anak untuk berkomunikasi satu sama lain saat tidak cocok.”

“Namun, bullying bukan sebuah insiden yang hanya terjadi selama satu kali saja dan bisa terjadi sepanjang waktu. Anak yang mengalami bullying bisa berakhir tidak mau masuk sekolah, tidak bahagia, atau mengalami depresi. Kami juga tahu dari banyak studi bahwa bullying bisa terjadi hingga anak memasuki usia dewasa,” ujar Martha.

Untuk itu, ada baiknya orangtua memperhatikan 10 ciri anak menjadi korban bully berikut ini.

  • Perubahan perilaku
  • Menjadi jauh dari kelompok pertemanan yang biasanya
  • Tidak mau pergi ke sekolah atau membolos
  • Menjadi lebih tertutup atau menarik diri
  • Bertingkah di rumah atau lebih sering bertengkar dengan saudara kandungnya sendiri
  • Pakaian robek, atau ada barang dan uang yang hilang
  • Adanya memar dan luka yang tidak dapat dijelaskan
  • Kesulitan tidur atau mengompol
  • Waktu bermain dengan ponsel atau gadget lainnya bertambah atau berkurang drastis
  • Sakit perut yang tidak dapat dijelaskan atau merasa sakit pada waktu-waktu tertentu, seperti pagi hari sebelum sekolah atau sebelum pelajaran olahraga

Baca juga: 7 Alasan Bullying Sering Terjadi di Kalangan Remaja

Bagaimana jika anak membully orang lain?

Menurut Martha, penelitian yang dilakukan timnya menunjukkan bahwa anak yang menjadi pelaku bully biasanya memiliki hidup yang lebih tidak bahagia dibanding anak yang menjadi korban bully.

Ia menambahkan, jika seorang anak menjadi pelaku bully, biasanya ada alasan di baliknya, dan alasan itu biasanya tidak membuat anak bahagia.

Untuk itu, Martha memberi begberapa tips untuk mendekati anak jika orangtua mencurigai anaknya menjadi pelaku bully.

  • Jangan menuduhnya

Penting bagi orangtua untuk berdiskusi dengan anak tanpa adanya penuduhan.

Menuduh anak secara langsung akan membuat anak tidak mau bicara. Jadi meski kita berpikir anak harus menceritakan yang sesungguhnya, penting bagi kita untuk mendengarkan anak terlebih dahulu.

Halaman:
Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com