Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perkembangan Janin pada Ibu Hamil Bisa Terganggu akibat Panas Ekstrem

Kompas.com - 09/12/2022, 13:08 WIB
Dinno Baskoro,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dampak kerusakan dan pemanasan global tak hanya memengaruhi lingkungan, tetapi juga perkembangan janin pada ibu hamil.

Kata peneliti, ini merupakan salah satu manifestasi dari perubahan iklim yang menjadi isu hangat beberapa tahun belakangan.

Sebuah studi mengungkapkan bahwa janin pada ibu hamil menunjukkan peningkatan detak jantung, penurunan aliran darah ke plasenta akibat suhu yang terus meningkat.

Akibatnya, tumbuh kembang janin kemungkinan dapat terpengaruh dan bisa jadi memengaruhi bonus demografis di banyak negara.

Baca juga: Ibu Hamil Wajib Waspadai Junk Food, Picu Alergi pada Janin 

Perubahan iklim pengaruhi perkembangan janin 

ilustrasi bayi di dalam kandungan.SHUTTERSTOCK/zffoto ilustrasi bayi di dalam kandungan.

Berdasarkan penelitian sebelumnya, sudah ada bukti kuat bahwa panas ekstrem menyebabkan peningkatan kelahiran bayi meninggal, kelahiran prematur, dan berat badan lahir rendah.

Namun, data ini berasal dari negara kaya dan beriklim sedang.

Studi baru untuk pertama kalinya berfokus pada petani subsisten di negara tropis, yang mana peningkatan panas ekstrem menjadi masalah serius untuk segera ditangani.

Akibat perubahan iklim di seluruh dunia, ratusan juta orang, termasuk ibu hamil, diperkirakan akan terpapar panas ekstrem.

Penelitian ini merupakan langkah pertama untuk memahami mengapa janin pada ibu hamil turut terkena dampaknya dari peningkatan suhu yang terus terjadi.

Dilansir dari laman The Guardian, berikut sejumlah dampak pemanasan global terhadap janin pada ibu hamil.

1. Potensi dehidrasi pada ibu hamil

Salah satu dampak dari pemanasan global pada ibu hamil adalah meningkatkan risiko dehidrasi.

Suhu panas yang dirasakan dapat menyebabkan ibu hamil lebih banyak berkeringat, dehidrasi, hingga sirkulasi darah dan oksigen ke plasenta jadi terganggu.

Dalam kondisi ibu hamil yang merasa kepanasan, efeknya bisa membuat sirkulasi darah dan oksigen lebih fokus menstabilkan suhu daripada menyuplai kebutuhan janin di dalam kandungan.

"Studi kami menemukan bahwa petani subsisten yang hamil biasanya mengalami tingkat panas ekstrem, dan ini dapat memiliki efek signifikan pada kesehatan ibu dan janin,"

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com