Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/12/2022, 11:14 WIB
Dinno Baskoro,
Sekar Langit Nariswari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Keseringan mengonsumsi makanan ultra proses kerap dikaitkan dengan risiko kesehatan seperti penyakit jantung, kanker hingga kematian dini.

Namun penelitian terbaru menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan ultra proses dalam jangka panjang juga dapat meningkatkan risiko demensia.

Sejumlah kategori makanan olahan itu termasuk makanan beku, makanan cepat saji, sereal, makanan ringan kemasan, roti, biskuit, kue, pizza, hingga margarin.

Baca juga: Melawan Sabotase Industri dan Melepas Belenggu Makanan Ultra Proses 

Makanan ultra proses tingkatkan risiko demensia

ilustrasi pizza italia. Pizza salah satu jenis makanan ultra proses. Studi baru menemukan makanan ultra proses terkait dengan penyebab kematian dini di Brasil.shutterstock/V. Matthiesen ilustrasi pizza italia. Pizza salah satu jenis makanan ultra proses. Studi baru menemukan makanan ultra proses terkait dengan penyebab kematian dini di Brasil.
Sebuah penelitian yang diterbitkan oleh JAMA Neurology meninjau 10.000 orang dewasa yang mengonsumsi lebih dari 20 persen kebutuhan kalori dari makanan ultra proses selama 10 tahun.

Melansir Insider, di dalam penelitian ini para peneliti mengelompokkan peserta berdasarkan pola makan sehari-hari.

Seperti kelompok yang sering mengonsumsi makanan ultra proses, jarang mengonsumsi makanan tersebut, hingga mengikuti diet MIND (paduan dari diet DASH dan Mediterania).

Baca juga: Panduan Diet DASH untuk Turunkan Tekanan Darah Tinggi

Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa orang yang terlalu sering mengonsumsi makanan ultra proses ini dikaitkan dengan tingkat penurunan fungsi kognitif sekitar 28 persen lebih cepat dibandingkan mereka yang jarang mengonsumsinya atau menerapkan pola makan sehat.

Para ilmuwan melihat tanda-tanda terjadinya penurunan fungsi kognitif peserta yang rata-rata berusia 51 tahun selama periode observasi, yang dilakukan dalam kurun waktu delapan tahun untuk setiap individu. 

Kemampuan fungsi kognitif itu dinilai berdasarkan kekuatan ingatan atau memori, pengenalan kata, hingga kefasihan berbicara melalui serangkaian tes kognitif yang mereka ikuti setiap tahun.

Baca juga: Aktif secara Fisik dan Bersosialisasi Bisa Turunkan Risiko Demensia 

Kemudian hasilnya, sebagian besar orang yang mengonsumsi makanan tinggi lemak, gula dan garam itu dalam keseharian menunjukkan skor yang lebih rendah seiring waktu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com