Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Agung Setiyo Wibowo
Author

Konsultan, self-discovery coach, & trainer yang telah menulis 28 buku best seller. Cofounder & Chief Editor Kampusgw.com yang kerap kali menjadi pembicara pada beragam topik di kota-kota populer di Asia-Pasifik seperti Jakarta, Singapura, Kuala Lumpur, Manila, Bangkok, Dubai, dan New Delhi. Founder & Host The Grandsaint Show yang pernah masuk dalam Top 101 podcast kategori Self-Improvement di Apple Podcasts Indonesia versi Podstatus.com pada tahun 2021.

Mewujudkan Kebahagiaan di Tempat Kerja

Kompas.com - 12/12/2022, 15:28 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

DIAKUI atau tidak, sebagian besar waktu kita "habis" untuk urusan pekerjaan. Meskipun kebanyakan orang secara tertulis "hanya" bekerja delapan jam perhari. Faktanya, tuntutan pekerjaan mengharusnya banyak profesional bekerja hingga 10 atau 14 jam per hari.

Di luar itu, akhir pekan tidak sedikit yang diminta untuk lembur. Bagi yang bekerja di kota besar seperti Jakarta, tantangannya jauh lebih besar lagi. Sebagian besar profesional yang tinggal di kota-kota penyangga harus merelakan waktu 1,5 hingga 4 jam setiap hari untuk berangkat dan pulang bekerja.

Waktu yang dihabiskan di jalan tersebut bisa jadi jauh lebih lama pada momen-momen tertentu, khususnya setelah hujan lebat atau ketika terjadi banjir. 

Baca juga: 3 Tanda Burnout di Tempat Kerja, Tidak Hanya Kelelahan Fisik

Jika kita bekerja 40 jam dari 168 jam seminggu, itu hampir seperempat dari minggu kita dihabiskan di tempat kerja. Tentu saja, kita mungkin ingin memastikan jam-jam itu lebih menyenangkan atau membahagiakan.

Faktanya, banyak orang yang tidak gembira dalam berkarya. Teem, sebuah perusahaan analitik perangkat lunak dan tempat kerja yang diakuisisi WeWork tahun 2018, melakukan penelitian tentang masalah ini.

Menurut Survei Kebahagiaan Karyawan Teem 2017 terhadap lebih dari 1.300 pekerja, sebanyak 48 persen dari mereka yang disurvei melaporkan tidak bahagia atau "agak bahagia" di tempat kerja.

Di antara faktor-faktor yang berkontribusi terhadap hal itu adalah keseimbangan antara kerja dan kehidupan yang buruk (48 persen), pekerja merasa kurang dihargai di posisinya (46 persen), dan orang-orang yang merasa berkewajiban untuk menanggapi rekan kerja setiap saat, karena aplikasi komunikasi (49 persen).

Sementara itu, berdasarkan hasil riset CNBC dan Survey Monkey yang menyurvei lebih dari 8.500 profesional secara nasional di berbagai industri  menemukan bahwa 85 persen responden merasa agak atau sangat puas dengan pekerjaan mereka, dan 30 persen secara serius mempertimbangkan untuk berhenti dari pekerjaan mereka dalam tiga bulan terakhir.

Sejumlah Tips

Nah, bagaimana strategi agar kita dapat mereguk kebahagiaan di tempat kerja? Berikut adalah beberapa tips yang dapat kita terapkan di keseharian kita.

Temukan karier yang bermakna

Bagi sebagian orang, karier yang mereka nikmati mungkin berarti menemukan pekerjaan yang menggunakan keterampilan yang mereka banggakan. Dalam kasus lain, karier yang kita nikmati bisa jadi merupakan pekerjaan yang kita sukai atau yang menurut kita memuaskan secara pribadi.

Tidak ada karyawan yang senang bekerja setiap hari, dan bahkan pekerjaan yang kita sukai terkadang bisa membuat frustrasi atau membosankan. Tetapi jika karier kita adalah sesuatu yang umumnya kita nikmati dan banggakan, kemungkinan besar kita akan merasa bahagia di tempat kerja.

Lihatlah diri kita, keterampilan, dan minat kita, dan temukan sesuatu yang dapat kita nikmati setiap hari.

Temukan pekerjaan yang mendukung gaya hidup

Bagi banyak orang, pekerjaan adalah sesuatu yang memungkinkan mereka menciptakan gaya hidup yang mereka hargai di luar kantor. Pertimbangkan seperti apa hidup  yang kita inginkan. Apakah kita ingin menghabiskan malam dan akhir pekan bersama teman? Banyak waktu liburan untuk mengejar hobi? Atau jadwal rutin yang memungkinkan kita berada di rumah bersama anak-anak setiap malam?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com