KOMPAS.com - Hemorrhoid atau ambeien merupakan sebuah kondisi di mana pembuluh darah dalam rektum dan anus membengkak.
Pembengkakan pembuluh darah ini juga bisa tetap terjadi dalam anus, yang disebut sebagai ambeien internal, atau terdorong ke luar anus atau ambeien eksternal.
Ambeien ini dapat terjadi pada siapa saja, termasuk pada bayi dan balita, meski kasusnya lebih jarang dibanding orang dewasa.
Baca juga: Manfaat Tea Tree Oil untuk Atasi Ambeien
Gejalanya pun serupa dengan gejala ambeien pada orang dewasa. Misalnya, seperti berikut ini.
Ambeien pada bayi biasanya disebabkan oleh sembelit.
Jika bayi mengejan saat buang air besar, bayi akan memberi terlalu banyak tekanan pada pembuluh darah di dekat tubuhnya.
Selain itu, ada beberapa hal lain yang dapat menyebabkan bayi mengalami ambeien, seperti berikut ini:
Baca juga: 3 Cara Mengatasi Ambeien Saat Hamil
Setelah dibawa ke dokter, biasanya ambeien eksternal akan diketahui setelah melakukan pemeriksaan fisik.
Baca juga: Mengenal Ambeien pada Ibu Hamil, Penyebab hingga Gejalanya
Namun jika diduga mengalami ambeien internal, dokter kemungkinan harus melakukan digital rectal exam (DRE), di mana dokter memasukkan jarinya ke anus anak untuk mengecek sumber masalahnya.
Kolonoskopi (prosedur untuk mendeteksi luka, iritasi, polip atau kanker pada usus besar dan rektum) dengan bius lokal juga bisa dilakukan jika anak mengalami pendarahan rektum tanpa alasan yang jelas.
Lalu karena ambeien jarang terjadi pada bayi dan anak, kemungkinan dokter akan mencari penyebab lain yang dapat menimbulkan beberapa gejala serupa, seperti berikut ini.
Fisura ani atau robekan pada kulit anus yang dapat menyebabkan pendarahan atau nyeri saat buang air besar.
Biasanya, kondisi ini terjadi saat bayi mulai buang air besar dengan tinja yang lebih besar, sehingga anus pun meregang.
Baca juga: 8 Kebiasaan di Rumah agar Ambeien Tidak Semakin Parah
Kutil kelamin biasanya disebabkan oleh human papillomavirus (HPV). Bayi bisa memiliki kutil ini melalui kontak dengan seseorang yang memiliki virus ini.
Pertumbuhan sel yang tidak normal di rektum biasanya tidak berbahaya dan jarang berkembang menjadi kanker pada anak-anak.