Barangkali kenapa kita susah sekali untuk maju seperti Jepang, mungkin karena pusaran lingkaran setan yang tak ada juntrungnya.
Dan setiap kali lingkaran itu berulang, kita kehilangan kearifan: ketidakmampuan untuk bisa membedakan mana yang butuh kecepatan dan mana yang butuh kesabaran serta ketelatenan.
Logikanya, dengan jumlah penduduk yang amat besar dan budaya yang beragam, produk Indonesia mestinya merajai swalayan di penjuru dunia dan kuliner kita lebih tersohor.
Tapi, mengapa Jepang yang kecil itu mampu memengaruhi penduduk bumi, bahkan anak-anak kita ikhlas makan ikan mentah sambil menikmati tayangan anime?
Kita butuh pimpinan daerah yang punya nyali menata kembali literasi masyarakatnya, yang makan seperti penduduk asli, yang sanggup melawan intervensi industri sebelum rakyatnya makan kenyang dari tanah airnya.
Tanpa perlu orang Papua impor beras dari tanah Jawa. Dan orang Kalimantan tak perlu meniru pendatang makan mantou terigu.
Baca juga: Literasi Gizi Masa Kini: Kita Makin Berdaya atau Diperdaya?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.