"Tapi tidak ada teori yang mendukung hal ini," tegasnya.
Baca juga: Ini 5 Kalimat Bohong dari Mulut Wanita, Jangan Langsung Percaya...
Sering kali, mengikuti tes kebohongan membuat seseorang stres sehingga memicu respon tubuh yang mencurigakan.
"Orang-orang yang diwawancarai dengan poligraf cenderung merasa stres. Jadi meskipun poligraf cukup bagus dalam mengidentifikasi kebohongan, poligraf tidak begitu bagus dalam mengidentifikasi kebenaran," katanya.
Di sisi lain, Prof Gubin mengatakan ada faktor pertanyaan yang buruk dan pewawancara yang salah membaca hasilnya.
"Jika pemeriksa terlatih dengan baik, jika tes dilakukan dengan benar, dan jika ada kontrol kualitas yang tepat, akurasinya diperkirakan antara 80-90 persen" katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.