Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Penting Tes Kebohongan, Hasilnya Masih Bisa Dimanipulasi

Kompas.com - 16/12/2022, 18:31 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

Sumber BBC

KOMPAS.com - Tes kebohongan atau uji poligraf belakangan sering disebut dalam pemberitaan terkait kasus Ferdi Sambo.

Pengujian kejujuran seseorang ini memang kerap dipakai untuk mengungkap kasus kejahatan, di dunia nyata maupun kisah fiksi.

Beberapa pihak menganggapnya ampuh untuk mememastikan pernyataan seseorang, dengan metode tertentu.

Namun ada juga yang menilai tidak ada alat atau metode apa pun yang bisa mengetahui kebenaran ucapan seseorang, selain orang itu sendiri.

Baca juga: Update Kasus Brigadir J: Hasil Tes Kebohongan, Keterlibatan 3 Kapolda, dan Video Viral ART Sambo

"Gagasan bahwa kita dapat mendeteksi kebenaran seseorang dengan memantau perubahan psikofisiologis lebih merupakan mitos daripada kenyataan," ujar psikolog Leonard Saxe, PhD,, dikutip dari American Psychological Association.

Apa itu uji poligraf alias tes kebohongan?

Tes poligraf adalah metode yang dilakukan dengan merekam sejumlah respons tubuh yang berbeda yang kemudian dapat digunakan untuk menentukan apakah seseorang berkata jujur.

Indikator yang diperhatikan biasanya tekanan darah, perubahan pernapasan seseorang, dan keringat di telapak tangan.

"Poligraf, seperti teknik pendeteksi kebohongan lainnya, mengukur efek tidak langsung dari kebohongan," kata Dr Sophie van der Zee, pakar psikologi forensik, dikutip dari BBC.

"Tidak ada manusia yang memiliki hidung Pinocchio," ujarnya, merujuk pada dongeng anak-anak tersebut.

Ilustrasi berbohong.SHUTTERSTOCK Ilustrasi berbohong.
"Tetapi berbohong dapat meningkatkan stres... dan dengan teknik deteksi kebohongan, Anda dapat mengukur perubahan perilaku dan fisiologis yang terjadi saat Anda merasa stres."

Baca juga: 8 Ciri-ciri Orang Berbohong Menurut Pakar Kejujuran

Jadi, tes poligraf tidak bisa mengukur kebohongan secara langsung namun upaya untuk mengenali tanda-tanda bahwa seseorang sedang berusaha mengelabui.

Data tersebut lalu digunakan bersama dengan semua hal lain yang diketahui tentang orang tersebut untuk membentuk gambaran yang lebih jelas tentang kejujurannya.

Cara melakukannya

Tes kebohongan sudah dipraktikkan di banyak negara berbeda termasuk Jepang, Rusia, dan China dengan dasar teknologi yang sama.

Alat uji kebohongan dipasang, biasanya berupa alat pengukur tekanan darah, elektroda yang dipasang di jari atau telapak tangan, dan dua tabung yang dililitkan di dada dan perut.

Baca juga: 7 Tanda Ini Buktikan Seseorang Berbohong, Apa Saja?

"Mungkin ada sesuatu yang diletakkan di ujung jari yang merekam aliran darah dan kami juga menggunakan sesuatu yang disebut detektor gerakan yang ada di kursi dan mendeteksi jika Anda mencoba untuk mengelabui tes," jelas Prof Grubin.

Halaman:
Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com