Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puasa Intermiten Bisa Obati Diabetes Tipe 2, Benarkah?

Kompas.com - 17/12/2022, 17:00 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Diabetes tipe 2 adalah penyakit progresif seumur hidup yang ditandai dengan resistensi insulin dan gula darah tinggi.

Dari sekitar 537 juta penderita diabetes di seluruh dunia pada tahun 2021, perkiraan menunjukkan bahwa 95 persen memiliki diabetes tipe 2.

Konsensus publik yang meluas mengatakan bahwa diabetes tipe 2 tidak bisa diobati.

Namun, beberapa penelitian menunjukkan ini mungkin tidak benar.

Satu studi dari tahun 2019 menemukan bahwa 46 persen peserta mencapai pengurangan penyakit melalui pembatasan kalori.

Baca juga: 8 Makanan Pemicu Diabetes Tipe 2, Hindari!

Selain itu, studi lain dari tahun 2020 menemukan kalau intervensi gaya hidup intensif menyebabkan pengurangan penyakit pada lebih dari 60 persen peserta yang menderita diabetes kurang dari 3 tahun.

Bahkan, sebuah studi yang diterbitkan dalam The Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism di China baru-baru ini menyebutkan 47,2 persen peserta tidak lagi menderita diabetes setelah 3 bulan puasa intermiten.

Namun hingga saat ini, hanya sedikit penelitian yang mengeksplorasi manfaat kesehatan puasa intermiten pada manusia untuk pengurangan diabetes.

Jadi, penelitian lebih lanjut di bidang ini masih sangat diperlukan untuk mengobati kondisi tersebut.

Puasa intermiten dan efeknya pada diabetes tipe 2

Untuk studi tersebut, para peneliti merekrut 72 peserta berusia 38 hingga 72 tahun.

Masing-masing memiliki diabetes tipe 2 selama 1-11 tahun dan indeks massa tubuh (BMI) 19,1-30,4, atau dianggap kelebihan berat badan (obesitas).

Namun demikian, sistem penilaian BMI tidak selalu merupakan indikator terbaik dari kesehatan seseorang secara keseluruhan.

Peserta kemudian dibagi menjadi dua kelompok yang terdiri dari 36 orang dan ditugaskan untuk menjalani rejimen puasa intermiten atau makan biasa tanpa batasan.

Periode intervensi berlangsung selama 3 bulan dan mencakup enam siklus 15 hari intervensi.

Dalam setiap siklus, para peserta diberi diet puasa yang dimodifikasi secara spesifik selama 5 hari, di mana mereka mengonsumsi total 840 kalori pada makan pagi, siang, dan malam.

Selama 10 hari berikutnya, mereka makan sebanyak yang mereka inginkan, mirip dengan kelompok kontrol.

Diet selama hari-hari puasa yang dimodifikasi mengikuti Pedoman Diabetes di China, termasuk makanan tinggi serat yang merupakan karbohidrat indeks glikemik rendah.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com