Meningkatnya kadar ghrelin di dalam tubuh ini dapat berlangsung dalam waktu cepat. Akibatnya perut menjadi cepat lapar saat merasa lelah.
Peningkatan produksi ghrelin ini juga berkontribusi pada nafsu makan untuk mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat, seperti pasta, sereal, roti atau keripik.
Tanpa diseimbangi dengan sayuran, buah, protein dan lemak, berbagai makanan tinggi karbohidrat itu bisa menjadi asupan yang kurang sehat karena nutrisinya rendah.
Studi menunjukkan bahwa kurang tidur bisa meningkatkan produksi hormon kortisol (penyebab stres), yang dapat mengganggu proses metabolisme dan penyimpanan lemak dari waktu ke waktu.
Peningkatan kortisol ini mendorong tubuh untuk menyimpan lebih banyak lemak dan berkontribusi dalam menyebabkan obesitas.
Sementara itu, kondisi tubuh yang kurang tidur juga memicu seseorang untuk memilih asupan makanan rendah nutrisi.
Akibatnya adalah nafsu makan cenderung berlebihan hingga mengganggu proses metabolisme tubuh dalam menyuplai energi.
Alih-alih otot menggunakan lemak sebagai sumber energinya saat beraktivitas, dalam kondisi ini otot cenderung menggunakan glukosa dari karbohidrat sebagai sumber energi.
Hal itupun membuat lemak yang diproses dalam tubuh cenderung tidak terpakai dengan optimal dan tersimpan di area perut hingga memicu obesitas.
Baca juga: Kurang Tidur Bisa Sebabkan Perilaku Egois, Ini Penjelasan Pakar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.