Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisht, Jubah Kebesaran Arab yang Dipakai Messi Saat Terima Trofi Piala Dunia

Kompas.com - Diperbarui 20/12/2022, 07:29 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

KOMPAS.com - Lionel Messi mengangkat trofi Piala Dunia Qatar 2022 dengan mengenakan jubah berwarna hitam.

Presiden FIFA Gianni Infantino dan Emir Qatar, Sheikh Tamim memakaikannya kepada kapten Timnas Argentina itu, sesaat sebelum ia menerima maskot juara dunia itu.

Jubah tersebut adalah bisht, busana kebesaran di budaya Arab yang biasanya hanya boleh dipakai oleh orang maupun untuk momen tertentu saja.

"Itu adalah pakaian untuk acara resmi dan dipakai untuk perayaan," kata Hassan Al Thawadi, sekretaris jenderal panitia penyelenggara turnamen Piala Dunia 2022 Qatar.

"Ini adalah perayaan Messi," tandasnya.

Baca juga: Dominasi ala Messi di Piala Dunia 2022: Borong Gelar Individu, Antar Argentina Juara

Bisht sudah menjadi jubah kebesaran tradisional selama ribuan tahun di berbagai negara Arab.

Pejabat, pemuka agama maupun pria yang dianggap layak memakainya di acara pernikahan atau festival keagamaan.

Bisht identik dengan kekayaan, momen seremonial dan royalti sehinggga busana ini sangat istimewa.

Beberapa kalangan menyamakan bisht dengan dasi di budaya Barat, yang biasanya juga dipakai di momen yang penting.

Terlepas maknanya, momen Lionel Messi mengangkat trofi Piala Dunia dengan mengenakan bisht menuai pro kontra di banyak kalangan.

Ada yang menganggapnya tindakan tersebur tidak sopan dan merusak kegembiraan perayaan masyarakat Argentina karena memaksakan unsur budaya yang berbeda.

Namun ada yang menilainya sebagai kehormatan besar bagi pemain berusia 35 tahun itu karena bisa mengenakan bisht.

Baca juga: Berapa Pendapatan dan Kekayaan Bersih Lionel Messi?

Piala Dunia memiliki kesempatan untuk menunjukkan kepada dunia budaya Arab dan Muslim kami. Ini bukan tentang Qatar, ini adalah perayaan regional," jelas Al Thawadi.

"Orang-orang dari berbagai lapisan masyarakat dapat datang, mengalami apa yang terjadi di sini dan memahami bahwa kita mungkin tidak saling berhadapan dalam segala hal, tetapi kita masih bisa merayakannya bersama."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com