KOMPAS.com - Saat ini kita sudah memasuki penghujung tahun 2022 dan banyak orang akan merayakan libur panjang di perayaan natal sampai tahun baru.
Mengingat momen liburan ini, ternyata ada sebuah studi yang menunjukkan bahwa libur panjang bisa menambah berat badan.
Hal ini tentu saja perlu diwaspadai karena penambahan berat badan itu bisa berubah menjadi masalah kesehatan yang serius.
Baca juga: Makan Nasi Putih Bisa Menambah Berat Badan, Benarkah?
Sudah banyak penelitian yang menyebutkan bahwa momen liburan berkontribusi dalam menambah berat badan.
Misalnya saja pada sebuah studi yang dilakukan di tahun 2000.
Penelitian yang sudah diterbitkan dalam New England Journal of Medicine1 (NEJM) ini menyebutkan waktu libur panjang bisa membuat orang-orang mengalami penambahan berat badan sekitar 0,48-2,6 kilogram.
Studi tersebut mengukur langsung berat badan dari 195 peserta asal Amerika Serikat yang turut berkontribusi.
Penelitian dilakukan pada periode sebelum libur panjang (musim gugur), selama liburan, pasca liburan (Januari-Maret) dan September di tahun berikutnya.
Hasil penelitian menyebutkan, berat badan dari peserta rata-rata bertambah 0.48 kilogram saat liburan.
Tetapi data menyebut dari keseluruhan periode liburan, yang diawali fase sebelum, selama dan setelah berlibur rata-rata kenaikan berat badannya sekitar 2,6 kilogram.
Penelitian juga menyimpulkan, penurunan berat badan tidak ditemukan setelah liburan panjang berakhir, terutama bagi mereka yang tidak mampu mengontrol berat badannya dengan baik.
Baca juga: Mau Menambah Berat Badan tapi Tidak Nafsu Makan? Ini Cara Mengatasinya
Dampak yang mungkin dihadapi para peserta adalah kemungkinan adanya implikasi gangguan kesehatan jika berat badannya tidak terkontrol seperti risiko obesitas dan penyakit kronis akibat kegemukan.
Berdasarkan penelitian tersebut, para peneliti juga menelaah penyebab dari kenaikan berat badan saat libur panjang berhubungan dengan tingkat aktivitas fisik yang dilaporkan.