KOMPAS.com - Keputihan adalah proses yang terjadi secara normal dan alami pada wanita, baik sebelum siklus haid maupun setelahnya.
Menurut Cleveland Clinic, keputihan biasanya terdiri dari sel-sel dan bakteri yang membantu vagina membersihkan dirinya sendiri dan mempertahankan diri dari infeksi atau bakteri jahat.
Selain itu, keputihan juga membantu memberikan pelumasan pada vagina agar tidak kering.
Meskipun keputihan adalah proses yang normal, namun perubahan konsistensi dan warna mungkin menandakan infeksi bakteri.
Baca juga: Tyna Kanna Mirdad Biasakan Anak Rawat Area Intim demi Cegah Keputihan
Keputihan yang normal biasanya berwarna putih, kental, dan lengket tanpa bau yang kuat.
Namun, keputihan juga bisa datang dalam berbagai warna, salah satunya merah.
Dalam beberapa kasus, keputihan berwarna merah atau mengeluarkan bercak-bercak seperti darah di luar siklus haid bisa menjadi masalah dan mungkin mengindikasikan kondisi kesehatan tertentu.
Jika kita mengalami keputihan berwarna merah, maka kita perlu mengetahui berbagai faktor yang mungkin menjadi penyebabnya.
Penyebab keputihan berwarna merah
Menurut WebMD, ketidakseimbangan hormon dapat menyebabkan keputihan berwarna merah.
Baca juga: 5 Fakta tentang Keputihan yang Perlu Diketahui Wanita
Remaja yang memulai perjalanan haid mereka dan wanita yang mendekati usia menopause sering kali mengalami kelainan siklus haid karena pergeseran hormon.
Selain itu, perdarahan vagina selama kehamilan juga umum terjadi di antara wanita hamil, yang memengaruhi 15 persen hingga 25 persen wanita.
Bagi wanita hamil, keputihan yang berwarna merah dapat mengindikasikan keguguran, persalinan prematur, kehamilan ektopik, atau bahkan dapat menyebabkan masalah pada serviks atau plasenta.
Keputihan berwarna merah mungkin juga merupakan tanda kanker serviks atau endometrium.
Ini juga bisa mengindikasikan kondisi kesehatan lain, termasuk servisitis, polip serviks, trikomoniasis, atau atrofi vagina, yang mungkin memerlukan bantuan medis.
Alasan lain yang mungkin terjadi adalah karena bercak ovulasi dan pengendalian kelahiran.
Bercak ovulasi ini dapat menyebabkan keluarnya cairan yang biasanya terjadi di tengah-tengah siklus haid.
Tetapi, bercak yang disebabkan oleh pil KB paling sering terjadi pada wanita yang menggunakan pil progestin.
Waktunya berkonsultasi dengan dokter
Meskipun keputihan berwarna merah biasa terjadi pada remaja perempuan, pengguna pil KB pertama kali, dan wanita yang mendekati menopause, namun kita tetap perlu berkonsultasi dengan dokter.
Baca juga: 6 Tanda Awal Menopause, Salah Satunya Perubahan pada Keputihan
Terutama, jika pendarahan terlihat pada wanita pasca-menopause yang tidak menggunakan jenis terapi hormonal apa pun atau sedang menjalani rencana terapi hormonal siklik, bersama dengan anak perempuan delapan tahun atau lebih muda.
Menurut Medical News Today, penting juga untuk pergi ke dokter jika keputihan berwarna merah disertai dengan rasa gatal, nyeri, atau sensasi terbakar saat buang air kecil.
Perlu diingat, cairan yang keluar juga tidak boleh berbusa atau terlihat seperti keju cottage, karena ini mungkin memerlukan pengujian lebih lanjut.
Para ahli di Cleveland Clinic pun menyarankan untuk memperhatikan bau cairan yang keluar, karena bau yang tidak biasa mungkin memerlukan pemeriksaan yang khusus.
Secara umum, tingkat keparahan keputihan berwarna merah mungkin berbeda dari orang ke orang.
Dalam situasi yang jarang terjadi, keputihan bisa menandakan kondisi kesehatan seperti kista ovarium yang pecah atau endometriosis.
Namun, diagnosis dini akan memastikan perawatan yang tepat diberikan untuk mencegah gejala menjadi semakin parah.
Baca juga: Keputihan Berwarna Bening, Apa Artinya?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.