Kelly mengatakan ada korelasi antara konsumsi susu dan tinggi badan, namun efeknya sangat kecil.
Menurut sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2018, para peneliti melihat data pertumbuhan anak-anak dari usia 0 bulan sampai 17 tahun.
Kelompok yang rutin mengonsumsi setidaknya 236 ml (satu cangkir susu) memiliki tinggi badan 0,39 cm lebih tinggi daripada yang tidak.
Namun penelitian itu mencatat bahwa kelompok peserta sebagian besar berasal dari keluarga dengan finansial menengah dan memiliki taraf pendidikan lebih baik.
Hasilnya tentu tidak akan sama bila dibandingkan pada populasi atau kelompok masyarakat berpenghasilan rendah, akses makanan yang lebih buruk atau pengetahuan tentang pola makan yang tepat.
Baca juga: 4 Efek Mengejutkan dari Kebiasaan Minum Susu
Di banyak penelitian lainnya, para ahli juga mencatat bahwa susu bukanlah faktor utama dalam menentukan tinggi badan seseorang.
Sebab ada banyak faktor yang memengaruhinya, mulai dari faktor genetik, gaya hidup, asupan protein, kalsium, vitamin D dan nutrisi lain yang mencukupi.
Sementara itu, di dalam sebuah studi pada tahun 2019 menyatakan bahwa menambahkan produk susu ke dalam pola makan sehari-hari dikaitkan dengan peningkatan kandungan mineral tulang yang baik di masa kanak-kanak.
Tapi hal itu tidak ada hubungannya dengan pertumbuhan tinggi badan.
Penyebabnya pun beragam, mungkin ada suatu kebiasaan yang berkembang seperti rutin minum susu, tapi si anak masih mengonsumsi minuman manis atau soft drink. Kandungan gula dari minuman ringan itu dapat mengganggu kesehatan tulang.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.