Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Emosi Negatif dalam Keluarga, Penyebab dan Cara Mengelolanya

Kompas.com - 21/12/2022, 18:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Inge Shafa Sekarningrum dan Ristiana D. Putri

KOMPAS.com - Berbagai macam emosi tentunya memiliki dampak berbeda pada setiap anggota keluarga, terlebih untuk emosi negatif.

Emosi negatif dapat digambarkan sebagai perasaan yang menyebabkan seseorang sengsara dan sedih. Emosi ini membuat seseorang tidak menyukai diri sendiri dan orang lain, dan mengurangi rasa percaya diri, serta kepuasan hidup secara umum.

Emosi yang dapat menjadi negatif adalah kebencian, kemarahan, kecemburuan dan kesedihan. Namun, dalam konteks yang tepat, perasaan ini sebenarnya alami.

Emosi negatif dapat meredam semangat kita untuk hidup, tergantung pada berapa lama kita membiarkannya memengaruhi kita dan cara kita memilih untuk mengungkapkannya.

Nafisa Alif Amanda, seorang psikolog Riliv, dalam siniar Obrolan Meja Makan episode “Mengelola Emosi Negatif dalam Keluarga” menjelaskan dampak dari emosi negatif yang ada di keluarga, yang dapat diakses melalui dik.si/OMMEmosi.

Penyebab Emosi Negatif

Emosi negatif dapat berasal dari berbagai sumber. Terkadang, penyebabnya adalah pengalaman atau peristiwa tertentu. Misalnya, kamu merasa kesal karena grup band favorit tidak masuk nominasi award, putus dengan kekasih, sampai masalah pekerjaan.

Emosi negatif juga bisa muncul dari:

Konflik hubungan

Masalah yang muncul dari hubungan interpersonal adalah penyebab umum dari emosi negatif. Tantangan seperti itu dapat muncul dalam hubungan dengan teman, keluarga, rekan kerja, atau pasangan romantis.

Baca juga: Pentingnya Mengontrol Ekspektasi Diri

Kebutuhan yang tidak terpenuhi

Ketika kebutuhan tidak terpenuhi—baik itu kebutuhan bersifat fisik, emosional, sosial, psikologis, atau spiritual—adalah normal untuk mengalami kesedihan, kemarahan, kesepian, iri hati, dan emosi tertekan lainnya.

Keterampilan penyelesaian yang buruk

Stres sehari-hari dapat menyebabkan berbagai macam perasaan kesal jika kamu tidak memiliki keterampilan penyelesaian untuk mengelolanya.

Keterampilan yang buruk seringkali berakhir dengan memperburuk masalah atau menimbulkan masalah baru pada situasi tersebut.

Cara Mengelola Emosi Negatif

Sayangnya, orang sering beralih ke cara yang tidak membantu atau bahkan merusak untuk mengatasi emosi negatif. Meskipun ini mungkin memberikan kelegaan sementara, biasanya dampak setelahnya adalah memperburuk masalah dalam jangka panjang.

Melansir dari Very Well Mind, berikut beberapa cara mengelola emosi negatif dalam diri untuk menjaga emosi dalam keluarga.

Mengubah yang bisa diubah

Setelah memahami emosi dan apa penyebabnya, kamu dapat mulai mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah tersebut. Meminimalkan atau menghilangkan beberapa pemicu stres dapat membuat kamu lebih jarang merasakan emosi negatif.

Misalnya dengan mengurangi stres kerja, mempelajari praktik komunikasi asertif untuk mengelola konflik hubungan, dan engubah pola pikir negatif melalui proses yang dikenal sebagai restrukturisasi kognitif.

Baca juga: Membangun Rasa Percaya Diri Anak

Tidak semua sumber stres dapat diubah atau dihilangkan. Sangat penting untuk menghindari merenungkan apa yang tidak dapat diubah dan fokus pada apa yang ada dalam kendali.

Melakukan sesuatu

Membuat perubahan dalam hidup dapat mengurangi emosi negatif, tetapi tidak akan menghilangkan pemicu stres. Saat membuat perubahan dalam hidup untuk mengurangi frustrasi, kamu juga perlu menemukan jalan keluar yang sehat untuk mengatasi emosi-emosi ini. Seperti olahraga, meditasi, dan jalan-jalan keluar.

Terima emosi dalam diri

Belajar menerima emosi negatif juga merupakan cara yang efektif untuk mengelola perasaan sulit ini.

Penerimaan berarti mengakui bahwa kita merasa takut, marah, sedih, atau frustrasi. Alih-alih mencoba menghindari atau menekan perasaan negatif, kamu dapat membiarkannya ada tanpa perlu memikirkannya.

Simak selengkapnya obrolan Nafisa Alif Amanda, seorang psikolog Riliv, dalam siniar Obrolan Meja Makan episode “Mengelola Emosi Negatif dalam Keluarga” di Spotify.

Ikuti juga siniarnya agar kamu tidak tertinggal episode terbaru siniar Obrolan Meja Makan yang membahas tentang isu parenting, pernikahan, hingga keluarga, dengan mengakses tautan berikut dik.si/OMMEmosi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com