Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/12/2022, 20:30 WIB
Gading Perkasa,
Sekar Langit Nariswari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Batu ginjal adalah kristal yang terbentuk dari adanya limbah atau kadar zat kimia berlebihan di dalam darah.

Keberadannya mengganggu kerja ginjal berfungsi menyaring darah di dalam tubuh.

Zat kimia yang dapat menyumbat saluran ginjal adalah asam oksalat dan kalsium.

Seiring waktu, kedua zat itu akan semakin mengeras seperti batu yang menetap di ginjal atau berjalan ke arah saluran kemih.

Adanya benda padat yang melewati saluran kemih bisa menimbulkan rasa sakit dan nyeri saat buang air kecil.

Baca juga: Sering Berhubungan Seks Bisa Bantu Atasi Batu Ginjal? Ini Kata Dokter

Fakta penting batu ginjal

Perawatan seperti pereda nyeri, mengonsumsi air mineral lebih banyak atau mengikuti prosedur medis dapat membantu mengobati batu ginjal.

Lalu, bagaimana proses terbentuknya batu ginjal? Apa saja penyebab dan cara mengatasi masalah ini?

Berikut adalah 10 fakta mengejutkan seputar batu ginjal, seperti dilansir laman Keck Medicine.

1. Ada lebih dari satu jenis batu ginjal

Ada empat jenis utama batu ginjal, yaitu kalsium, asam urat dan sistin. Kalsium adalah jenis batu ginjal yang paling umum, sekitar 80 persen.

Batu struvit dihasilkan dari infeksi saluran kemih yang terjadi secara berulang, sedangkan batu asam urat tebentuk ketika kondisi urin terlalu asam.

Adapun batu sistin --batu ginjal langka, yang terbentuk karena kelainan genetik.

Baca juga: Dampak Minuman Bersoda bagi Kesehatan Ginjal, Menurut Studi

"Batu kalsium dan batu sistin itu keras," kata Jamal Nabhani, MD, ahli urologi di Keck Medicine of USC dan asisten profesor urologi klinis di Keck School of Medicine of USC.

"Batu struvit cenderung lebih lunak dan lebih besar, terkadang memenuhi seluruh area tempat urin terkumpul di ginjal."

Sementara itu, batu asam urat sulit didiagnosis tanpa alat yang tepat.

"Batu asam urat dan batu kalsium seringkali terlihat serupa, namun kita tidak dapat melihat batu asam urat pada sinar-X,” sebut Nabhani.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com