KOMPAS.com - Batu ginjal adalah kristal yang terbentuk dari adanya limbah atau kadar zat kimia berlebihan di dalam darah.
Keberadannya mengganggu kerja ginjal berfungsi menyaring darah di dalam tubuh.
Zat kimia yang dapat menyumbat saluran ginjal adalah asam oksalat dan kalsium.
Seiring waktu, kedua zat itu akan semakin mengeras seperti batu yang menetap di ginjal atau berjalan ke arah saluran kemih.
Adanya benda padat yang melewati saluran kemih bisa menimbulkan rasa sakit dan nyeri saat buang air kecil.
Baca juga: Sering Berhubungan Seks Bisa Bantu Atasi Batu Ginjal? Ini Kata Dokter
Perawatan seperti pereda nyeri, mengonsumsi air mineral lebih banyak atau mengikuti prosedur medis dapat membantu mengobati batu ginjal.
Lalu, bagaimana proses terbentuknya batu ginjal? Apa saja penyebab dan cara mengatasi masalah ini?
Berikut adalah 10 fakta mengejutkan seputar batu ginjal, seperti dilansir laman Keck Medicine.
Ada empat jenis utama batu ginjal, yaitu kalsium, asam urat dan sistin. Kalsium adalah jenis batu ginjal yang paling umum, sekitar 80 persen.
Batu struvit dihasilkan dari infeksi saluran kemih yang terjadi secara berulang, sedangkan batu asam urat tebentuk ketika kondisi urin terlalu asam.
Adapun batu sistin --batu ginjal langka, yang terbentuk karena kelainan genetik.
Baca juga: Dampak Minuman Bersoda bagi Kesehatan Ginjal, Menurut Studi
"Batu kalsium dan batu sistin itu keras," kata Jamal Nabhani, MD, ahli urologi di Keck Medicine of USC dan asisten profesor urologi klinis di Keck School of Medicine of USC.
"Batu struvit cenderung lebih lunak dan lebih besar, terkadang memenuhi seluruh area tempat urin terkumpul di ginjal."
Sementara itu, batu asam urat sulit didiagnosis tanpa alat yang tepat.
"Batu asam urat dan batu kalsium seringkali terlihat serupa, namun kita tidak dapat melihat batu asam urat pada sinar-X,” sebut Nabhani.
Pemeriksaan melalui CT scan sering digunakan untuk mendiagnosis batu asam urat.
"Meski memiliki berbagai corak, kebanyakan batu ginjal berwarna kekuningan," ucap Nabhani.
Beberapa batu memiliki bagian interior yang lebih gelap, dengan permukaan yang halus atau bergerigi.
Baca juga: Ternyata, Minum Kopi Bisa Kurangi Risiko Batu Ginjal
Batu ginjal bisa berukuran sebesar kacang polong hingga seukuran bola golf.
Menurut Guinness World Records, batu ginjal terbesar yang pernah ada berukuran lebih dari 12,7 sentimeter pada titik terlebar.
"Kalsium biasanya tidak memengaruhi pembentukan batu, kecuali jika kita makan kalsium lebih banyak dari jumlah yang disarankan," jelas Nabhani.
Pasien dengan batu ginjal disarankan untuk mengonsumsi kalsium sesuai anjuran per hari.
Baca juga: Makanan Bukan Susu yang Mengandung Kalsium
Lantas makanan apa saja yang menyebabkan batu ginjal?
"Makanan tinggi garam dan protein hewani nonsusu --semua jenis daging, daging sapi, ayam, ikan, dan babi-- berhubungan dengan peningkatan pembentukan batu ginjal," sambung Nabhani.
Selain itu, makanan kaya oksalat seperti kacang-kacangan, cokelat, bayam, dan teh juga dapat menyebabkan peningkatan risiko pembentukan batu ginjal.
"Kurang minum air diperkirakan berperan dalam pembentukan batu ginjal sebesar 50 persen.
Nabhani menganjurkan pasien batu ginjal minum air dalam jumlah mencukupi untuk menghasilkan 2,5 liter urin per hari.
Kita juga perlu memastikan warna urin tetap jernih hingga kuning pucat.
Baca juga: Mengenali Perubahan Urine yang Perlu Diwaspadai, Bisa Jadi Masalah Ginjal
"Cuaca panas menyebabkan dehidrasi, yang memicu lebih banyak batu ginjal. Minumlah air, terutama jika cuaca panas." kata Nabhani.
Apabila kita sering berkeringat saat berolahraga, pastikan pula untuk menjaga hidrasi tubuh.
"Diperkirakan 12 persen orang di AS akan mengembangkan batu ginjal seumur hidup mereka, dan kejadiannya meningkat," ungkap Nabhani.
Batu ginjal lebih jarang terjadi pada wanita dibandingkan pria.
Mereka yang sudah memiliki batu ginjal berisiko 50 persen mengembangkan kondisi serupa dalam waktu lima hingga tujuh tahun ke depan.
Baca juga: 7 Pedoman Diet Sehat untuk Menghindari Batu Ginjal
Peningkatan kejadian batu ginjal disebabkan oleh meningkatnya salah satu faktor risikonya seperti obesitas.
"Selain obesitas, diabetes, gangguan metabolisme, infeksi saluran kemih berulang, dan penyakit paratiroid berhubungan dengan pembentukan batu ginjal," kata Nabhani.
Salah satu metode mengobati batu ginjal tertentu adalah extracorporeal shock wave lithotripsy menggunakan gelombang suara berenergi tinggi untuk memecah batu ginjal agar lebih mudah dikeluarkan.
Biasanya, pasien perlu diberi anestesi atau dibius sebelum menjalani prosedur ini.
Baca juga: Kenali 5 Gejala Batu Ginjal dan Kapan Harus Bertemu Dokter
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.