Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Push Up Jadi Indikator Penurunan Risiko Jantung, Ini Penjelasannya

Kompas.com - 26/12/2022, 08:23 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Sekar Langit Nariswari

Tim Redaksi

Sumber Best Life

KOMPAS.com - Beberapa orang mengukur seberapa bugar tubuh mereka dengan berapa banyak beban yang bisa diangkat atau seberapa cepat mereka bisa berlari.

Tapi, ternyata ada satu latihan sangat mendasar yang mungkin bisa memberi tahu seberapa sehat organ vital paling penting dalam tubuh kita.

Sebuah studi dari Harvard yang diterbitkan dalam jurnal JAMA Network Open telah menemukan bahwa kemampuan melakukan sejumlah push up bisa menjadi cara yang dapat diandalkan untuk mengetahui apakah jantung kita berisiko terkena penyakit atau komplikasi di masa depan.

Baca juga: Push Up hingga Squat, Latihan Mudah untuk Kuatkan Otot

Untuk mengetahui bagaimana latihan ini dapat menjadi indikator yang baik bagi kesehatan jantung kita, simak penjelasannya lebih lanjut, seperti yang dilansir dari laman Best Life berikut ini.

Melakukan push up dan kaitannya dengan kesehatan jantung

Studi tahun 2019, yang dilakukan oleh para peneliti di Harvard T.H. Chan School of Public Health, memeriksa kesehatan jantung 1.104 petugas pemadam kebakaran pria aktif dengan usia rata-rata 40 tahun selama satu dekade, dari tahun 2000 dan 2010.

Setelah para peneliti menguji toleransi treadmill peserta serta meminta mereka menyelesaikan push up sebanyak mungkin dalam satu upaya, mereka menindaklanjuti dengan kuesioner kesehatan tahunan dan pemeriksaan fisik tradisional.

Ternyata, petugas pemadam kebakaran yang bisa melakukan 11 push up atau lebih mengalami penurunan risiko yang signifikan terhadap penyakit jantung.

Baca juga: 6 Manfaat Push Up bagi Tubuh jika Dilakukan secara Rutin, Apa Saja?

Di mana hasilnya menunjukkan 64 persen orang lebih kecil kemungkinannya untuk mengembangkan penyakit jantung daripada mereka yang maksimal melakukan 10 push up.

Selain itu, pria yang bisa melakukan lebih dari 40 push up 96 persen lebih kecil kemungkinannya untuk terkena penyakit jantung selama 10 tahun kemudian daripada kelompok yang hanya melakukan 10 push up.

Dari 37 peserta yang mengembangkan penyakit jantung pada akhir penelitian, 36 di antaranya tidak pernah mampu mencatat lebih dari 40 push up dalam tes kekuatan awal mereka.

Push up indikator yang lebih kuat daripada latihan treadmill

Para penulis studi menyimpulkan bahwa latihan sederhana seperti push up adalah indikator yang dapat diandalkan untuk mengembangkan masalah jantung di masa depan, terutama jika dibandingkan dengan tes latihan lain yang mereka ukur.

"Temuan kami memberikan bukti bahwa kapasitas push up bisa menjadi metode yang mudah dan tanpa biaya untuk membantu menilai risiko penyakit kardiovaskular di hampir semua pengaturan."

Demikian penuturan penulis studi dan seorang spesialis okupasi di Departemen Kesehatan Lingkungan di Harvard T.H. Chan School of Public Health, Dr Justin Yang, MD.

Penting untuk mengetahui cara push up yang benar agar kita bisa mendapatkan manfaat push up secara maksimal.PEXELS/ANDREA PIACQUADIO Penting untuk mengetahui cara push up yang benar agar kita bisa mendapatkan manfaat push up secara maksimal.
"Sangat mengejutkan karena kapasitas push up lebih kuat dikaitkan dengan risiko penyakit kardiovaskular daripada hasil tes treadmill submaksimal," sambung dia.

Kendati demikian, para peneliti mengakui kekurangan studi ini bahwa peserta yang ikut terbatas hanya pada laki-laki dan mereka memiliki pekerjaan yang cenderung aktif sebagai petugas pemadam kebakaran, bukan pekerjaan tradisional.

Baca juga: 5 Latihan untuk Penuaan yang Lebih Sehat, Salah Satunya Push Up

Tetapi, seorang ahli kesehatan menunjukkan, temuan ini dapat membantu mereka yang mencoba untuk mendapatkan bentuk tubuh yang bugar untuk fokus pada jenis metrik yang tepat.

Tanpa harus membuat penurunan berat badan menjadi satu-satunya tujuan saat berolahraga.

"Semua data memberi tahu kami bahwa jika kita bisa aktif dan melakukan push up atau latihan lainnya, berat badan tidak menjadi masalah kecuali kita mengalami obesitas yang tidak wajar," terang seorang dokter spesialis kedokteran olahraga di Kaiser Permanente, Dr Robert E. Sallis, MD.

Oleh sebab itu, bila kita ingin memulai rutinitas baru, Sallis menyarankan untuk mencoba 10 menit sehari pada awalnya dari suatu kegiatan seperti jalan cepat dengan tujuan akhirnya membangun hingga 30 menit sehari.

"Jika hanya itu yang bisa kita lakukan, maka lakukanlah. Bahkan olahraga dengan intensitas rendah pun tetap bisa memberikan manfaat," imbuh dia.

Baca juga: Tips Melakukan Push Up yang Tepat bagi Pemula

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Best Life
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com