Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/12/2022, 18:30 WIB
Gading Perkasa,
Sekar Langit Nariswari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tak ada hubungan asmara yang sempurna apalagi jika seseorang memiliki gangguan obsesif kompulsif atau juga disebut obsessive compulsive disorder (OCD).

OCD adalah masalah kesehatan mental yang menyebabkan pikiran (obsesi) dan tindakan (kompulsi) berulang secara tidak terkendali.

Apabila obsesi dan kompulsi itu tidak terpenuhi, individu dengan OCD dapat merasakan ketakutan dan kecemasan, termasuk soal jalinan asmara yang dijalaninya.

Namun bagaimana jika kedua belah pihak sama-sama memiliki riwayat OCD? Apakah hubungannya bisa berjalan lancar?

Baca juga: Mengenal OCD, Gangguan Mental yang Tak Ada Kaitannya dengan Kebersihan

Sisi positif menjalin asmara dengan penderita OCD

Ilisa Kaufman, PsyD, psikolog di Miami, AS mengatakan pasangan kekasih yang sama-sama memiliki riwayat OCD bisa saling menunjukkan empati pada kondisi satu sama lain.

Mereka bisa saling memahami bagaimana rasanya memiliki pikiran yang mengerikan dan mengganggu.

Selain itu, hanya seseorang yang berjuang melawan OCD yang dapat mengerti mengapa dorongan untuk melakukan kompulsi begitu kuat.

Jika kedua orang dalam hubungan asmara sudah mendapatkan pengetahuan dan pengobatan untuk OCD, mereka lebih mampu menyadari pentingnya mengendalikan dan melawan dorongan tersebut, dan mendukung satu sama lain.

Kekurangannya

OCD kerap menyulitkan aktivitas sehari-hari penderitanya.Freepik/8photo OCD kerap menyulitkan aktivitas sehari-hari penderitanya.
Ada juga beberapa kerugian signifikan jika sepasang kekasih sama-sama menderita OCD.

Bisa jadi dalam hubungan itu, mereka akan memicu obsesi dan kompulsi satu sama lain.

"Beberapa tahun lalu saya merawat klien dengan OCD parah dan meneliti perilaku kompulsif utamanya," terang Kaufman.

"Dia menjalin hubungan romantis dengan wanita yang juga didiagnosis OCD, dan obsesi wanita itu berpusat pada kuman dan kontaminasi."

Baca juga: Serba-serbi Relationship OCD, Gejala, dan Penanganannya

Kaufman menambahkan, kliennya seorang pria sering membuang dokumen dan formulir lama ke tempat sampah, lalu kembali ke tempat sampah untuk memeriksa apakah dia membuang dokumen penting atau tidak.

Tindakan itu rupanya kemudian menjadi pemicu OCD pada kekasih pria tersebut.

"Wanita itu menjadi sangat cemas dan tidak nyaman memikirkan pasangannya yang duduk, berbaring di kasur, dan menyentuh barang-barang di rumah dengan pakaian dan tangannya yang 'terkontaminasi'," sebutnya.

Sang wanita terus-menerus membersihkan apa pun yang disentuh oleh pasangannya dan memintanya untuk mandi dan mengganti pakaian.

Namun, permintaan itu ditolak karena pria itu masih merasakan dorongan untuk kembali ke tempat sampah memeriksa dokumen dan formulir tadi.

Inilah yang kemudian menciptakan konflik dalam hubungan mereka.

Baca juga: 8 Langkah Berdamai dengan OCD, Bagaimana?

Tips untuk penderita OCD

Apabila ingin berkencan dengan seseorang yang juga didiagnosis mengidap OCD, ada beberapa panduan seperti yang dijelaskan Kaufman di bawah:

  1. Mengendalikan perilaku kompulsif dan berada dalam pemulihan sebelum memulai hubungan. Kedua belah pihak yang menderita OCD harus menyadari apa pemicu mereka dan merasa mampu mengendalikan kompulsi.
  2. Dialog yang terbuka dan jujur tentang bagaimana membantu satu sama lain melawan kompulsi daripada saling memicu.
  3. Mengutamakan pemulihan OCD di atas segalanya, termasuk menjalin hubungan. Kedua orang perlu secara konsisten menjaga pemulihan dan bertanggung jawab atas perilaku mereka.

Baca juga: 11 Fakta tentang OCD, Gangguan Obsesif Kompulsif

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com