KOMPAS.com - Biduran, atau dalam dunia medis disebut sebagai urtikaria menyebabkan timbulnya bentol merah pada tubuh.
Bentol-bentol ini memiliki bentuk dan ukuran berbeda-beda, dan menyebar ke bagian tubuh lain.
Pada beberapa kasus biduran akut, gejalanya bisa sembuh dalam waktu kurang dari enam minggu.
Baca juga: Alami Biduran, Lakukan 9 Hal Ini agar Gatal-gatal Tidak Semakin Parah
Sedangkan, biduran kronis (urtikaria spontan kronis) bisa bertahan lebih lama, yakni hingga lebih dari enam minggu, bahkan berbulan-bulan atau bertahun-tahun.
Biasanya biduran akan hilang sendirinya atau bisa diobati dengan obat antihistamin atau obat imunosupresif.
Tak jarang, penderita biduran melakukan terapi tambahan untuk mengelola gejala dan mencegah biduran kambuh, salah satunya melalui diet rendah histamin.
Tubuh memproduksi histamin sebagai respons terhadap alergen dari hewan peliharaan, serbuk sari, atau makanan.
Senyawa kimia tersebut juga dapat masuk ke dalam tubuh melalui makanan kaya histamin dan makanan yang memicu pelepasan histamin.
Baca juga: Mengenal Histamin, Biang Ratusan Warga Jember Keracunan Ikan Tongkol
Beberapa orang dengan kadar histamin yang terlalu tinggi dapat mengembangkan intoleransi histamin dan mungkin mengalami sakit kepala, gatal-gatal, kemerahan, bersin, kesulitan bernapas, atau pembengkakan jaringan.
Makanan kaya histamin tertentu juga bisa menyebabkan gejala seperti alergi pada mereka yang memiliki kadar histamin tinggi.
Bagi individu dengan biduran kronis, tujuan mengikuti diet rendah histamin adalah membantu mengidentifikasi makanan mana yang mungkin memicu gejala biduran.
Diet ini cenderung menghilangkan semua makanan tinggi histamin hingga maksimal empat minggu.
Setelah itu, makanan tinggi histamin diperkenalkan kembali satu per satu kemudian dilihat reaksinya terhadap tubuh.
Hanya saja, para ahli mencatat agar diet ketat ini tidak diikuti dalam jangka panjang karena dapat menyebabkan defisiensi nutrisi.
Diet rendah histamin ditujukan sebagai uji coba, bukan diet untuk jangka panjang.
Baca juga: Makanan yang Harus Dihindari Saat Terserang Biduran
Sebelum memulai diet rendah histamin, ketahui makanan mana yang sebenarnya memicu alergi.
"Pengujian alergi makanan pada biduran benar-benar atas kebijaksanaan pasien dan dokter," kata Anitha Shrikhande, MD, ahli alergi di Westside Allergy Care di Rochester, New York, AS.
"Tidak perlu melakukan tes ekstensif, terutama ketika gatal-gatal muncul secara acak dan di tengah malam. Reaksi alergi makanan biasanya terjadi dalam beberapa jam setelah dikonsumsi," imbuhnya.
Jika ingin mencoba diet rendah histamin, Viseslav Tonkovic-Capin, MD, dokter kulit bersertifikat dan ahli dermatopatologi menganjurkan untuk menghindari makanan ini:
Tonkovic-Capin juga menyarankan pasiennya untuk tidak makan makanan sisa karena bisa memiliki kadar histamin yang lebih tinggi daripada makanan segar.
"Kita tidak bisa memengaruhi produksi histamin dalam tubuh kita, namun dapat mengurangi asupannya," jelas Tonkovic-Capin.
Baca juga: 8 Jenis Biduran Berdasar Penyebabnya, Jangan Keliru
Menurut spesialis pengobatan fungsional Ann Haiden, DO, beberapa probiotik dapat mengurangi jumlah histamin dalam tubuh, sedangkan probiotik lain justru meningkatkan kadarnya.
"Banyak orang menggunakan probiotik karena mengira mereka melakukan hal yang baik, tetapi beberapa probiotik populer adalah pembentuk histamin," katanya.
Disarankan untuk mencoba diet rendah histamin dengan makanan berikut:
Shrikhande mengatakan, bukti yang mendukung diet rendah histamin untuk mengobati biduran masih sangat terbatas.
Namun, ia tidak melarang pasiennya yang ingin mencari tahu makanan tertentu yang dapat memperburuk biduran.
"Terkadang intervensi kecil apa pun dapat membuat perbedaan besar dalam kehidupan seseorang ketika mereka mengalami biduran setiap hari."
"Jika ingin mencoba menghindari makanan yang memiliki kandungan histamin lebih tinggi untuk jangka waktu terbatas, diet ini mungkin membantu dan tidak membahayakan," catat Shrikhande.
Baca juga: 5 Cara Mengobati Biduran di Rumah dan Tips Mencegahnya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.