Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Jangan Takut Salah Di Usia 20-an

Kompas.com - 30/12/2022, 12:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Zen Wisa Sartre dan Brigitta Valencia Bellion

KOMPAS.com - Kita tidak bisa menampik bahwa quarter life crisis benar adanya. Akan tetapi, quarter life crisis ini merupakan periode seseorang yang berusia 18–30 tahun dan merasa tidak memiliki arah, gamang menghadapi kehidupan, dan berada pada kebingungan dalam kehidupan.

Keadaan ini juga yang dirasakan Iqbal Hariadi, seorang penulis dan podcaster, kemudian dirinya bagikan dalam siniar Obsesif bertajuk “Berani Lampaui Kapasitas Diri” yang dapat diakses melalui tautan berikut dik.si/ObsesifIqbal.

Menurut Iqbal Hariadi, sebuah keadaan yang lumrah bagi seseorang yang berada pada umur 20-an (quarter life crisis) untuk bingung. Akan tetapi, bukan berarti seseorang tersebut tidak melangkah karena takut salah.

Untuk menyikapinya, Iqbal Hariadi berkarya dengan membuat podcast, menulis buku, dan melakukan segala sesuatu yang dapat mengembangkan dirinya. Akan tetapi, tidak jarang juga Iqbal Hariadi merasa kebingungan dalam hidupnya. Kerap kali dia mempertanyakan tujuan dari dirinya membuat konten.

“Gua yakin semua creator nggak mungkin menafikan kalau kita bikin konten pasti kita pengen konten kita dilihat orang. Tapi, itu nggak pernah jadi tujuan utama gua,” ungkap Iqbal Hariadi.

Ungkapan Iqbal Hariadi itu selaras dengan masalah-masalah yang kerap melanda seseorang dalam masa quarter life crisis, khususnya tentang keberadaan dan makna kehidupannya. Bahkan, ada juga juga yang merasa dirinya tidaklah bermakna dan memiliki tujuan hidup.

Baca juga: 5 Kesalahan Manajemen Keuangan yang Perlu First Jobbers Waspadai

Dalam mengatasinya, Iqbal Hariadi merefleksikan kontennya agar dirinya juga mendapatkan sesuatu yang berharga, bukan sebatas berkarya atau mengekspresikan perasaan atau pikiran.

“Tujuan utama gua memang buat belajar sendiri dan (mendapatkan) personal value,” tambah Iqbal Hariadi.

Nyatanya, seseorang dalam masa peralihan remaja ke dewasa (quarter life crisis) merupakan masa yang fundamental karena pada saat itulah mereka mengeksplorasi ide, lingkungan, pengetahuan, dan beradaptasi dengan lingkungan masyarakat. Oleh sebab itu, tidak aneh bila mereka memiliki perasaan khawatir atas adanya ketidakpastian di masa depan.

Mereka juga kerap mempertanyakan bagaimana menjalani kehidupan atau selalu merasa tidak cukup dalam perkembangannya.

“Di usia 20-an memang usianya galau. Nggak ada yang nggak galau, (entah) itu di aspek ekonomi, cinta, atau semua aspek purpose of life,” ungkap Iqbal Hariadi.

Palaia dan Martorell (2020) juga menyatakan bahwa pada setiap perkembangannya, setiap orang akan menghadapi masalah-masalah yang akan membangun karakteristik dan bagaimana dirinya terus berkembang.

Tentunya, setiap masalah dan bagaimana proses manusia berkembang tidaklah sama, sesuai dengan latar belakang dan lingkungannya.

Itulah mengapa, setiap dinamika kehidupan masing-masing orang tidak boleh disamaratakan. Jangan sampai juga menilai perasaan atau masalah seseorang hanya berdasarkan satu sudut pandang saja. Karena bisa jadi, bagi kita bukanlah masalah, tetapi bagi dirinya adalah soal perjuangan hidup.

Iqbal Hariadi juga menambahkan bahwa merasa tersesat dan bingung dalam proses bukanlah sebuah kesalahan dengan menganalogikan seseorang yang mendaki gunung.

“Ketika mendaki gunung, dan nggak ngeliat puncaknya, bukan berarti sedang tersesat,” ungkap Iqbal Hariadi.

Baca juga: Emosi Negatif dalam Keluarga, Penyebab dan Cara Mengelolanya

Oleh karena itu, sebuah hal yang lumrah bila seseorang dalam masa quarter life crisis kerap merasa tidak yakin dengan jalan hidup yang dijalani atau dipilih. Terkadang merasa tidak puas dengan upah yang didapat, selalu ada saja masalah dalam urusan percintaan, tetapi bukan berarti hidup harus menyerah.

Dengarkan informasi lengkapnya yang didengarkan melalui siniar Obsesif bertajuk “Berani Lampaui Kapasitas Diri” yang dapat diakses melalui tautan berikut di Spotify. Di sana, ada pula beragam informasi menarik seputar dunia kerja untuk para fresh graduate dan job seeker, lho.

Ikuti juga siniarnya agar kalian tak tertinggal tiap ada episode terbarunya. Akses sekarang juga episode ini melalui tautan dik.si/ObsesifIqbal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com