Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPKM Dicabut Bukan Berarti Covid-19 Hilang, Ini Saran dari Dokter Penyakit Dalam

Kompas.com - 31/12/2022, 12:00 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

KOMPAS.com - Pemerintah resmi mencabut status PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) karena kondisi Covid-19 dianggap sudah terkendali.

Keputusan ini berdampak pada sejumlah aturan termasuk kelonggaran akses publik bagi orang positif Covid-19.

Sebabnya, aplikasi PeduliLindungi tidak akan berstatus hitam lagi meskipun orang tersebut sedang terinfeksi Corona.

Baca juga: PPKM Dicabut, Kemenkes: Tidak Perlu Lagi WFH, tetapi...

Kebijakan ini tentunya memicu berbagai respon dari masyarakat termasuk sebagian kalangan yang khawatir soal risiko kesehatannya akan penularan Covid-19.

Agar tidak cemas berlebihan, simak saran dari pakar agar kita dan keluarga bisa menekan risiko penularan di tengah perubahan situasi ini.

PPKM dicabut bukan berarti penyakitnya hilang

Dokter penyakit dalam, dr. R.A. Adaninggar Primadia Nariswari, Sp.PD menegaskan jika pencabutan PPKM bukan berarti penyakit Covid-19 sudah benar-benar hilang.

"Harus dipahami dulu kalau penyakitnya tidak hilang, virus masih mutasi sehingga risiko penularannya masih tetap ada," ujarnya kepada Kompas.com.

Menurutnya, ini masa agar kita lebih bertanggung jawab terhadap kesehatan diri sendiri.

"Protokol kesehatan, dalam tanda kutip, sekarang lebih santai ya, meskipun kita juga harus tetap berusaha agar kasus terkendali," jelas pakar kesehatan jebolan Universtas Airlangga, Surabaya ini.

Baca juga: PPKM Darurat Dikendurkan, Ini Daftar Bawaan Wajib Saat Keluar Rumah

Meski demikian, Dokter Ning, demikian ia biasa disapa, mengingatkan publik agar lebih berhati-hati khususnya saat berada di tempat berisiko tinggi.

"Pakai masker di yang risiko penularannya tinggi seperti kerumunan dan ruang tertutup."

Selain itu, orang-orang yang rentan Covid-19 seperti lansia dan penderita komorbid perlu tetap melengkapi vaksinasinya.

Kalangan rentan ini paling terancam karena berisiko mengalami gejala berat saat terinfeksi yang mungkin saja menyebabkan kematian.

Baca juga: Vaksin Covid-19 Pengaruhi Siklus Menstruasi, Benarkah?

"Respon imun enggak ada yang bisa tahu ya, jadi lebih baik mereka melengkapi booster," pesan Ning.

Pola hidup sehat yang sudah terbangun di masa pandemi dianjurkan tetap dilanjutkan seperti mencuci tangan dan asupan makanan bernutrisi.

Tak hanya mencegah Corona, kebiasan baik tersebut juga baik untuk menghindari penyakit lainnya seperti infeksi pernapasan maupun pencernaan.

Tes Covid-19 tetap dianggap perlu

Dengan pencabutan PPKM, pemerintah memang tidak lagi mewajibkan tes antigen maupun PCR untuk melakukan kegiatan.

Namun Dokter Ning berpendapat, kita sebaiknya tetap menjalani tes apabila merasakan gejala Covid-19.

"Untuk sekarang, kalau sakit tetap tes dulu, kalau terbukti positif sebaiknya jangan beraktivitas dulu, tujuannya supaya enggak ada penyebaran dulu," pesan pakar kesehatan yang kerap berbagi info di Instagramnya ini.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by dr Ningz / Health-comm (@drningz)

Jika memungkinkan, kita perlu menghentikan kegiatan dan fokus pada pemulihan diri ketika sakit akibat Covid-19.

Namun jika kondisinya memaksa dan kita harus tetap beraktivitas, Dokter Ning menyarankan untuk memakai masker ketat sehingga tidak menular kepada orang lain.

"Hal yang paling diingat ya itu, PPKM dicabut bukan berarti penyakitnya hilang malah kita harus lebih berhati-hati," tandasnya.

Baca juga: Kilas Balik PPKM: Gonta-ganti Istilah, Diakui Tak Efektif, Kini Dicabut Jokowi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com