Sebenarnya belum banyak penelitian yang mendeteksi dampak pada tubuh ketika kita tidak tidur selama 72 jam berturut-turut.
Drerup mengatakan hal itu disebabkan karena sulitnya mendapatkan partisipan yang pernah melakukannya dan sangat tidak etis menyuruh orang untuk tidak tidur selama 72 jam.
Namun, ia menjelaskan, kemampuan kita untuk mengatur emosi bisa sangat terganggu jika terlalu lama tidak tidur.
"Kita mungkin akan mudah tersinggung, cemas, tertekan, dan berjuang dengan fungsi eksekutif dan pemikiran," terangnya.
"Kita juga bisa berhalusinasi, seperti melihat atau mendengar hal-hal yang tidak sebenarnya tidak ada," tutur dia.
Selain halusinasi, individu yang sangat kurang tidur terkadang memiliki ilusi.
Alih-alih melihat sesuatu yang tidak ada, kita berjuang untuk menafsirkan sesuatu yang ada.
Mungkin sulit untuk membaca emosi orang lain, misalnya, atau untuk mengetahui apakah hal yang kita lihat adalah manusia atau bukan.
Penting untuk dicatat bahwa efek samping dari kurang tidur jangka pendek akan hilang begitu kita mendapatkan tidur yang nyenyak.
Hal ini berbeda dengan kurang tidur kronis yang merupakan penumpukan kurangnya waktu tidur.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.