Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Klamidia, Penyakit Kelamin yang Pengaruhi Kesuburan

Kompas.com - 04/01/2023, 17:17 WIB
Gading Perkasa,
Sekar Langit Nariswari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Klamidia merupakan penyakit menular seksual yang umum ditemui.

Penyakit kelamin ini disebabkan oleh bakteri yang disebut Chlamydia trachomatis.

Individu dengan klamidia kemungkinan tidak mengetahui jika mereka mengidap penyakit tersebut, karena tidak menunjukkan tanda atau gejala.

Baca juga: Gejala Klamidia, Infeksi Menular Seksual yang Suka Muncul Diam-diam

Klamidia bisa menginfeksi pria dan wanita pada semua kelompok umur, namun lebih sering memengaruhi wanita muda.

Tanpa pengobatan, klamidia dapat menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius.

Penyebaran klamidia

Bakteri Chlamydia trachomatis sering kali menyebar melalui hubungan seks vaginal, oral, dan anal.

Wanita hamil juga dapat menularkan klamidia pada bayi selama proses persalinan, sehingga bayi baru lahir bisa mengalami pneumonia atau infeksi mata.

Gejalanya

Infeksi Chlamydia trachomatis tahap awal hanya menunjukkan sedikit atau tanpa gejala. Gejala awal klamidia tergolong ringan dan kerap diabaikan.

Baca juga: 5 Gejala Klamidia yang Tak Boleh Diabaikan Wanita

Tanda dan gejala infeksi Chlamydia trachomatis meliputi:

  • Rasa sakit saat buang air kecil
  • Keputihan pada wanita
  • Keluarnya cairan dari penis pada pria
  • Hubungan seksual yang menyakitkan bagi wanita
  • Pendarahan antara menstruasi dan setelah berhubungan seks pada wanita
  • Nyeri testis pada pria

Chlamydia trachomatis juga bisa menginfeksi rektum, tanpa gejala atau dengan nyeri rektal, keluar cairan atau pendarahan.

Faktor risiko

Ada beberapa jenis penyakit seksual yang bisa ditularkan lewat seks oral, termasuk HIV.PEXELS/ALEX PIACQUADIO Ada beberapa jenis penyakit seksual yang bisa ditularkan lewat seks oral, termasuk HIV.

Faktor-faktor yang meningkatkan risiko Chlamydia trachomatis adalah:

  • Aktif dalam rutinitas seksual sebelum usia 25 tahun
  • Memiliki banyak pasangan seks
  • Tidak menggunakan kondom
  • Memiliki riwayat infeksi menular seksual

Baca juga: Mungkinkah Tertular Penyakit Menular Seksual dari Toilet Umum?

Komplikasi klamidia

Chlamydia trachomatis dapat dikaitkan dengan:

1. Penyakit radang panggul

Infeksi rahim dan saluran tuba yang menyebabkan nyeri panggul dan demam. Infeksi yang parah mungkin memerlukan rawat inap untuk antibiotik melalui infus.

Penyakit radang panggul dapat merusak saluran tuba, ovarium dan rahim, termasuk leher rahim.

2. Infeksi di sekitar testis

Infeksi klamidia akan mengganggu tabung panjang melingkar yang menyimpan sperma dan mengangkutnya dari testis (epididimis).

Infeksi tersebut dapat memicu demam, nyeri skrotum (kantung kulit di belakang penis tempat testis berada), dan pembengkakan.

Baca juga: Testis Besar Sebelah, Kapan Dianggap Berbahaya?

3. Infeksi kelenjar prostat

Dalam kasus yang jarang, infeksi klamidia dapat menyebar ke kelenjar prostat pria dan menimbulkan radang (prostatitis).

Prostatitis akan menyebabkan nyeri selama atau setelah berhubungan seks, demam dan menggigil, buang air kecil yang menyakitkan, dan nyeri punggung bawah.

4. Infeksi pada bayi baru lahir

Ilustrasi bayi.Unsplash / Ratchat Ilustrasi bayi.
Infeksi klamidia dapat berpindah dari saluran vagina ke bayi saat ibu melahirkan, menyebabkan pneumonia atau infeksi mata yang serius.

5. Hamil di luar kandungan

Kehamilan ektopik atau hamil di luar kandungan terjadi ketika sel telur yang dibuahi tumbuh di luar rahim --biasanya di tuba falopi.

Sel telur itu perlu diangkat guna mencegah komplikasi yang mengancam jiwa, seperti pecahnya tabung.

Infeksi klamidia akan meningkatkan risiko ibu untuk mengalami kehamilan ektopik.

Baca juga: Kehamilan Ektopik (Hamil di Luar Rahim): Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

6. Infertilitas

Infeksi klamidia dapat menyebabkan jaringan parut dan sumbatan pada saluran tuba, yang mengganggu kesuburan wanita.

7. Artritis reaktif

Penderita Chlamydia trachomatis berisiko lebih tinggi terkena artritis reaktif, juga dikenal sebagai sindrom Reiter.

Artritis reaktif umumnya memengaruhi persendian, mata, dan uretra --saluran yang membawa urin dari kandung kemih ke luar tubuh.

Langkah pencegahan

Menghentikan aktivitas seksual bisa mencegah kita dari infeksi klamidia.

Namun demi keamanan saat berhubungan seks, ada langkah-langkah yang bisa dicoba:

1. Memakai kondom

Gunakan kondom lateks (pria) atau kondom poliuretan (wanita) setiap kali melakukan kontak seksual untuk mengurangi risiko infeksi.

Baca juga: Cermati 6 Hal Sebelum Pakai Kondom, agar Tak Berisiko Bocor

2. Lakukan pemeriksaan secara berkala

Jika kita aktif secara seksual, bicarakan dengan dokter mengenai frekuensi pemeriksaan yang tepat untuk klamidia dan infeksi menular seksual lainnya.

3. Hindari douching vagina

Douching adalah kegiatan membersihkan vagina dengan cairan yang terdiri dari campuran berbagai bahan kimia.

Metode douching sebaiknya dihindari, karena menurunkan jumlah bakteri baik di vagina dan meningkatkan risiko infeksi.

Kapan harus pergi ke dokter?

Temui dokter jika terdapat cairan yang keluar dari vagina, penis atau rektum, atau jika kita merasa sakit saat buang air kecil.

Juga, temui dokter jika mengetahui pasangan menderita klamidia. Dokter kemungkinan akan meresepkan antibiotik meskipun kita tidak memiliki gejala.

Baca juga: Gejalanya Bisa Serupa, Kenali Perbedaan Klamidia dan Gonorea

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com