Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/01/2023, 16:56 WIB
Anya Dellanita,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber Healthline

KOMPAS.com - Monosodium Glutamate (MSG) atau micin adalah penyedap rasa kontroversial yang biasa digunakan untuk memperkuat rasa masakan, terutama pada masakan Asia, dan berbagai makanan yang diproses, seperti sup, keripik kentang, camilan, bumbu penyedap, makanan beku, dan mi instan.

MSG sendiri dianggap sebagai zat aditif yang aman untuk dikonsumsi dalam batas tertentu.

Kendati demikian, ada beberapa orang yang mengeluhkan sakit kepala atau migrain setelah mengonsumsi makanan yang mengandung MSG.

Namun, benarkah MSG dapat menyebabkan sakit kepala?

Dikutip dari Healthline, klaim MSG dapat menyebabkan sakit kepala tersebut sebenarnya berawal dari sebuah studi pada tahun 1969 yang menemukan bahwa konsumsi MSG dosis tinggi dapat menyebabkan kerusakan saraf serta mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tikus yang baru lahir.

Lalu mengingat MSG mengandung asam glutamat, senyawa umami yang juga berfungsi sebagai neurotransmitter atau pembawa pesan kimia yang merangsang sel saraf, tak mengherankan bila beberapa orang meyakini MSG memiliki efek berbahaya pada otak.

Baca juga: Fakta-fakta Seputar MSG yang Perlu Kamu Tahu

Namun, sebuah studi yang dilakukan oleh peneliti dari Department of Physiology and Biophysics, Rosalind Franklin University of Medicine and Science menemukan bahwa mengonsumsi MSG tidak berpengaruh pada kesehatan otak karena MSG tidak dapat melewati penghalang darah-otak.

Meskipun begitu, memang benar bahwa beberapa orang lebih sensitif dan mengalami efek samping, seperti sakit kepala, pusing, otot tegang, kesemutan, mati rasa, lemas, dan wajah kemerahan

Lalu, meski sakit kepala dan migrain merupakan efek samping yang paling banyak dilaporkan saat mengonsumsi MSG, sebuah penelitian terbaru membuktikan bahwa tidak ada koneksi antara keduanya.

Sebuah ulasan pada tahun 2016 juga memeriksa beberapa penelitian terkait hubungan antara asupan MSG dan sakit kepala.

Hasilnya, ditemukan bahwa enam studi terkait konsumsi MSG dan tidak dapat menemukan bukti terkait hubungan antara MSG dan sakit kepala.

Tapi dalam tujuh studi lain di mana MSG dosis tinggi dicairkan, ditemukan bahwa mereka yang meminumnya mengalami sakit kepala lebih sering dibanding orang yang mengonsumsinya lewat makanan.

Namun, tim peneliti meyakini bahwa studi tersebut tidak benar-benar “buta,” karena rasa MSG mudah ditebak. Artinya, kemungkinan besar para peserta studi tahu bahwa mereka menerima MSG, dan menjawab sekenanya.

International Headache Society (IHS) pun menghapus MSG dari daftar penyebab sakit kepalanya setelah penelitian tidak menemukan koneksi antara keduanya.

Kesimpulannya, hingga saat ini belum ada bukti kuat bahwa MSG dapat menyebabkan sakit kepala.

Baca juga: Benarkah MSG Membahayakan Kesehatan?

Halaman:
Sumber Healthline
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com