Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/01/2023, 10:51 WIB
Dinno Baskoro,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber Romper

3. Ada sejuta pertanyaan di benak mereka

Saat mengetahui salah satu dari orangtuanya tidak setia, maka itu bisa menimbulkan sejuta pertanyaan di benaknya.

Anak-anak dapat mempertanyakan stabilitas yang mereka rasakan di rumah.

Itulah sebabnya, ketika konflik terjadi anak harus tetap merasa dicintai, dirawat bersama dan beri waktu mereka untuk berproses.

4. Perilaku selingkuh bisa menular ke anak

Menurut banyak pakar hubungan, perselingkuhan tidak hanya melukai hubungan suami-istri, tapi juga seolah menikam hati anak.

Jika anak tumbuh dewasa dalam konflik yang tidak berkesudahan, apalagi disebabkan oleh orangtua yang selingkuh.

Kondisi tersebut bisa membuatnya merasa kecewa, serta ada keinginan balas dendam dari apa yang mereka tidak bisa perbuat di masa lalu.

Bahkan kecenderungan anak saat dewasa untuk berselingkuh juga dua kali lebih tinggi.

"Studi menunjukkan bahwa anak-anak dari rumah tangga yang bermasalah dengan kasus selingkuh, dua kali lebih mungkin untuk tidak setia," kata Dori Shwirtz.

Baca juga: Cara Bijak Menyikapi Perselingkuhan Orangtua 

5. Anak kehilangan kepercayaan

Saat melihat orangtua selingkuh, di dalam pikirannya, anak cenderung memilah mana sosok yang menjadi pelaku dan menjadi korban.

Dari hal ini anak menjadi menilai siapa yang jahat dan siapa yang baik. Kemudian kondisi tersebut membuatnya merasa kebingungan saat mengarahkan perasaan mereka.

Akibatnya, kepercayaan terhadap orangtua pun bisa menghilang dan meninggalkan luka mendalam.

Mereka bisa merasa kebingungan tentang harus percaya dengan siapa, dan harus dengan siapa mereka mencurahkan cintanya.

6. Anak menjadi depresi

Dalam posisi ini, anak selalu dikatakan menjadi korban. Ya, perselingkuhan memang membawa dampak negatif pada sisi psikologis anak dan bisa memicu depresi.

Sebab, kebanyakan orangtua pasti lupa akan kehadiran anak ketika menghadapi pasangannya yang selingkuh.

Dalam banyak kasus, kondisi tersebut pada gilirannya membuat anak merasa diabaikan, diacuhkan, dilupakan hingga menyebabkan anak merasa stres dan depresi.

Halaman:
Sumber Romper
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com