Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbedaan Henti Jantung dan Serangan Jantung, serta Penangannya

Kompas.com - 07/01/2023, 14:00 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Sekar Langit Nariswari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gangguan pada jantung memiliki beberapa jenis, di antaranya henti jantung (cardiac arrest) dan serangan jantung (heart attack).

Baik serangan jantung maupun henti jantung bisa menjadi kondisi medis yang menakutkan dan mengancam jiwa, tetapi ada perbedaan dalam cara dan mengapa keduanya terjadi.

Serangan jantung biasanya disebabkan oleh penyumbatan, ketika arteri menghalangi aliran darah ke jantung.

Baca juga: Orang yang Jarang Sarapan Bisa Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung

Sementara henti jantung adalah masalah listrik. Hal ini terjadi ketika impuls yang cepat dan tidak teratur mengambil alih irama jantung.

Dilansir dari laman Cleveland Clinic, ahli kardiologi, Andrew Higgins, MD, pun menjelaskan lebih lanjut bagaimana serangan jantung dan henti jantung berkembang dengan cara yang berbeda dan apa yang harus dilakukan dalam situasi darurat ini.

Perbedaan antara serangan jantung dan henti jantung

Infark miokard (acute myocardial), yang umumnya disebut sebagai serangan jantung, bisa mematikan.

Dalam kebanyakan kasus, ini terjadi akibat plak menyumbat arteri yang memasok darah ke jantung.

Tanpa oksigen dan nutrisi, jaringan otot jantung bisa mulai mati.

Oleh sebab itu, aliran darah harus secepatnya kembali ke jantung. Jika tidak, serangan jantung dapat menyebabkan kerusakan permanen dan bahkan kematian.

Baca juga: Benarkah Makan Mi Campur Nasi Bisa Tingkatkan Risiko Diabetes dan Jantung?

Ada pun faktor-faktor utama yang dapat meningkatkan risiko kita mengalami serangan jantung adalah:

• Usia dan jenis kelamin.

• Riwayat penyakit jantung dalam keluarga.

• Pilihan gaya hidup (kurangnya aktivitas fisik, merokok dan diet).

• Kondisi kesehatan tertentu seperti diabetes, hipertensi, dan kolesterol tinggi.

Sebaliknya, dalam henti jantung, jantung mulai berpacu dengan cara yang membingungkan dan tidak teratur.

Darah juga berhenti bersirkulasi hampir seketika, sehingga membuat kita pingsan, berhenti bernapas, dan bahkan tidak memiliki denyut nadi.

Ilustrasi serangan jantung, apa itu serangan jantung, serangan jantung adalah, penyebab serangan jantung, ciri ciri serangan jantung. Shutterstock/eamesBot Ilustrasi serangan jantung, apa itu serangan jantung, serangan jantung adalah, penyebab serangan jantung, ciri ciri serangan jantung.

Jika irama jantung kita tidak dipulihkan sesegera mungkin, otak bisa mati karena kekurangan oksigen dan aliran darah.

Kurang dari 10 persen orang yang mengalami henti jantung mendadak dapat bertahan hidup.

Irama jantung yang tidak normal dapat disebabkan oleh hal-hal berikut ini:

• Serangan jantung.

• Gagal jantung.

• Obat yang digunakan untuk kondisi medis tertentu.

• Penggunaan obat ilegal.

• Riwayat keluarga yang memiliki gangguan jantung.

Baca juga: Minum Kopi Dapat Memicu Serangan Jantung? Begini Kata Ahli

Gejala serangan jantung

Beberapa gejala serangan jantung lebih umum daripada yang lain.

Meskipun kebanyakan orang mengalami nyeri dada dalam hubungannya dengan serangan jantung, penting untuk diingat bahwa tidak setiap serangan jantung muncul secara klasik.

Dan beberapa orang — terutama wanita orang yang menderita diabetes, dan lansia — mungkin juga mengalami gejala atipikal dengan serangan jantung seperti sakit perut atau punggung, atau bahkan memiliki gejala yang minimal atau tidak ada gejala.

Gejalanya bisa meliputi:

• Nyeri dada, yang juga dikenal sebagai angina.

• Sesak napas.

• Kesulitan bernapas.

• Kelelahan.

• Insomnia.

• Mual atau gangguan pencernaan.

• Jantung berdebar-debar.

• Kecemasan.

• Berkeringat.

• Pusing

Baca juga: Pusing Seakan Mau Pingsan? Mungkin Ini Penyebabnya

"Pasien dalam kelompok ini cenderung tidak mengalami nyeri dada dan lebih cenderung mengalami kelelahan maupun insomnia, serta sesak napas," kata Higgins.

"Mual, muntah, dan nyeri di punggung, serta bahu juga bisa terjadi. Jadi, jangan lewatkan tanda bahaya ini," sambung dia.

Gejala henti jantung

Gejala henti jantung dapat mencakup:

• Pingsan.

• Nyeri dada.

• Sesak napas.

• Mual dan muntah.

• Jantung berdebar-debar.

• Pusing.

"Gejala henti jantung biasanya dimulai tanpa peringatan. Kita mungkin juga tidak mengalami nyeri dada sebelum pingsan dan tidak sadarkan diri," ungkap Higgins.

Penanganan yang tepat

Ilustrasi CPRShutterstock Ilustrasi CPR

Apabila kita atau orang lain mengalami gejala serangan jantung atau henti jantung, bertindaklah cepat untuk menghubungi profesional medis.

Jangan mencoba mengantar diri sendiri atau orang lain ke ruang gawat darurat. Penanggap pertama dilatih untuk menilai situasi dan memberikan perawatan dalam perjalanan ke rumah sakit.

Jika kita mencurigai adanya serangan jantung dan jika kita atau orang dengan gejala telah diresepkan obat nyeri dada, minumlah.

Tapi, jika kita belum diresepkan obat nyeri dada, mengunyah 325 miligram aspirin secara perlahan dapat membantu mengurangi kerusakan dan mencegah terbentuknya gumpalan darah.

Sangat penting bagi untuk bertindak cepat.

Sebab, kerusakan otak akibat henti jantung dimulai setelah lima menit kehilangan kesadaran dan ini bisa berakibat fatal jika CPR (resusitasi jantung paru) tidak dimulai dalam waktu delapan menit.

Baca juga: Jangan Gegabah, 5 Kesalahan CPR yang Sering Terjadi di Kondisi Darurat

Bila kita merasa seseorang mengalami henti jantung, mulailah CPR.

Mintalah seseorang untuk menemukan defibrilator eksternal otomatis (AED) untuk menghidupkan kembali jantung mereka.

"Dalam kasus dengan irama jantung fatal yang tiba-tiba, defibrilasi yang tepat waktu bisa berarti perbedaan antara keluar dari rumah sakit atau meninggal. Jadi, aplikasi AED yang cepat sangat penting," tegas Higgins.

"Jika kita tidak yakin bagaimana melakukan CPR atau menggunakan AED, banyak tempat yang sebenarnya menawarkan pelatihan agar kita bisa menyelamatkan nyawa dengan mempersiapkan diri dari sekarang," jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com