Nicholas Ruthmann, MD, seorang ahli jantung di Cleveland Clinic mengatakan, perokok yang menghabiskan satu bungkus per hari memiliki risiko dua kali lipat terkena serangan jantung dibandingkan non-perokok.
Kebiasaan yang satu ini dapat memicu peradangan di dalam tubuh, penumpukkan plak di pembuluh darah jantung dan mengentalkan darah.
Ketika kondisi itu terjadi, maka pembuluh darah atau arteri dapat berisiko mengalami pembekuan, gumpalan yang mengakibatkan terjadinya penyumbatan.
Penyumbatan inilah yang bisa menyebabkan serangan jantung dan stroke.
Kata Ruthmann, manfaat dari berhenti merokok pun bisa dirasakan secara instan dalam waktu beberapa jam saja.
Delapan jam setelah kita berhenti merokok, maka kadar oksigen di dalam darah sudah meningkat.
Dalam hitungan minggu, fungsi paru-paru bisa meningkat pula sekitar 30 persen.
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2018, konsumsi alkohol dapat memicu peningkatan risiko serangan jantung dan aritmia (detak jantung tidak teratur).
Dampak dari alkohol di dalam darah yang berlebihan bisa melemahkan otot jantung, yang pada gilirannya mengganggu fungsi jantung dalam memompa darah ke seluruh tubuh.
Kadar kolesterol jahat atau LDL seringkali menjadi penyebab utama serangan hingga penyakit jantung.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.