Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 10/01/2023, 17:57 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Tidur secara teratur juga dapat memperbaiki kondisi lemah syahwat.

Sebuah studi tahun 2017 menemukan, pria yang bekerja shift malam yang melaporkan kualitas tidur lebih buruk berisiko lebih tinggi mengalami disfungsi ereksi.

Studi lain di tahun 2019 juga menunjukkan, orang dengan gangguan tidur berisiko lebih besar terkena penyakit tersebut.

Kurang tidur dapat menurunkan kadar testosteron, yang dapat menyebabkan disfungsi ereksi. Sedangkan, kurang tidur berkelanjutan dikaitkan dengan diabetes dan tekanan darah tinggi.

4. Menurunkan berat badan

Menurut studi dari tahun 2020, lemah syahwat secara signifikan lebih sering terjadi pada pria dengan obesitas, kelebihan berat badan, atau lingkar pinggang yang lebih besar.

Studi kecil tahun 2014 membuktikan, operasi bypass lambung memperbaiki kesehatan pembuluh darah dan disfungsi ereksi pada pria obesitas.

Juga, studi tahun 2017 menemukan peserta mengalami perbaikan dalam kondisi lemah syahwat setelah menjalani operasi penurunan berat badan atau operasi bariatrik.

5. Psikoterapi

Dalam beberapa kasus, lemah syahwat terjadi akibat kombinasi masalah fisik dan psikologis yang menyangkut ketakutan akan kegagalan, keyakinan agama, hingga trauma seksual.

Lemah syahwat bisa memicu masalah kesehatan mental seperti stres emosional dan harga diri yang rendah. Kedua hal ini dapat memperparah disfungsi ereksi.

Ada beberapa terapi yang bisa membantu mengatasi masalah tersebut.

Berdasarkan penelitian dari tahun 2021, intervensi psikologis seperti terapi perilaku kognitif sangat efektif jika dikombinasikan dengan mengonsumsi obat disfungsi ereksi.

Ada pula studi kecil di tahun 2018 yang melibatkan terapi perhatian (mindfulness) selama empat minggu. Hasilnya, jenis terapi ini bisa membantu memperbaiki lemah syahwat dan kepuasan seksual.

Namun, studi lebih lanjut diperlukan untuk menentukan jenis psikoterapi mana yang paling efektif mengobati lemah syahwat.

Baca juga: Solusi Mengatasi Disfungsi Ereksi, Sudah Tahu?

6. Terapi seks atau konseling pasangan

Sekitar 10-25 persen pria lemah syahwat tidak memiliki faktor risiko yang diketahui.

Kondisi yang disebut disfungsi ereksi nonorganik ini mungkin disebabkan oleh gangguan mental seperti depresi atau kecemasan saat berhubungan seks.

Sebuah studi pada 2020 menemukan, terapi seks perilaku kognitif dan pengobatan masing-masing efektif mengurangi risiko disfungsi ereksi nonorganik dan menurunkan kecemasan pada peserta.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com