"Itulah yang tidak diinginkan, di mana seks terasa buruk atau terasa seperti sumber ketegangan dalam hubungan," ujar Francis.
Menurut Zimmerman, jika setidaknya satu orang tidak senang dengan keadaan kehidupan seks mereka, maka pasangan perlu membicarakannya untuk memperbaiki kualitas seks.
Tetapi, dia menekankan, cara untuk menilai masalah ini bukan dengan mulai menghitung seberapa sering pasangan tersebut berhubungan seks atau menetapkan tolok ukur seberapa sering mereka harus melakukannya.
"Saya percaya bahwa berbicara tentang frekuensi, setidaknya hanya berbicara tentang frekuensi, adalah percakapan yang salah," katanya.
"Sebab, kita perlu berbicara tentang kualitas kenikmatan dan koneksi, serta memahami hambatan apa pun yang mungkin dimiliki seseorang untuk menginginkan dan menikmati seks," imbuh dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.