Ia berpesan agar kita tidak perlu berlagak mnjadi terapis, mendesak lebih jauh soal detail kejadian atau memberi saran yang tidak perlu.
Sebaliknya, cobalah untuk menjadi teman yang baik dengan mendengarkan pengalaman tersebut.
"Pernyataan paling kuat yang dapat Anda buat adalah: Saya percaya Anda," ungkapnya.
Pastikan untuk tetap menjalin hubungan dengan berkomunikasi via chatting atau telepon termasuk sesekali mengajak jalan-jalan.
Cara in memang sederhana namun sangat ampuh untuk membantu khususnya menghilangkan unsur isolasi, yang biasanya dialami korban KDRT.
Fontes mengatakan hubungan yang diwarnai kekerasan domestik dapat merusak harga diri seseorang.
Jadi afirmasi positif bisa menjadi penangkal yang ampuh seperti pujian tulus atas sifat atau keterampilannya.
Baca juga: Cara Tunjukkan Kepedulian pada Kasus KDRT, Bukan Malah Dijadikan Prank
Berusaha membantu sahabat yang menjadi korban KDRT bisa membuat kita frustasi.
Mereka mungkin tetap membela pasangannya atau berubah pikiran soal keputusannya.
Rich Ham di National Domestic Violence Hotline menyarankan agar tidak membuat keputuan untuk teman kita atau mencoba mengambil alih situasi meskipun kita sebenarnya berniat baik.
"Sangat penting bagi kita untuk menyadari bahwa [KDRT adalah] tentang kekuasaan dan kontrol," kata Ham.
Upaya menolong mereka harus melibatkan kekuatan dan kendali korban KDRT sendiri terhadap keputusan dalam hidupnya.
"Itu bisa menjadi salah satu kesalahan terbesar kita sebagai penolong," katanya.
Jadi tanyakan kepada korban KDRT soal bantuan apa yang mereka butuhkan dari kita.