KOMPAS.com - Tren bersepeda sempat booming dua tahun lalu, selama masa pandemi Covid-19.
Minat masyarakat pada sepeda dan segala macam aktivitasnya pun seolah membludak hingga ke seluruh penjuru negeri.
Beberapa di antaranya ada yang berbondong-bondong memenuhi area jalan saat pagi, meramaikan komunitas sepeda, hingga melahirkan tren seperti bike to work atau gocapan (gowes cari sarapan) di berbagai kota dan segala macamnya.
Tapi jika melihat perkembangan gaya hidup sehat di tahun 2023, apakah tren bersepeda masih menjadi hype di kalangan masyarakat?
Baca juga: Kisah Pasangan Inggris Pecahkan Rekor Keliling Dunia Bersepeda Tandem
Kevin Wijaya, country manager Brompton Indonesia mengatakan, meski eksistensi sepeda tidak seheboh saat pandemi, namun aktivitas bersepeda masih diminati sebagai salah satu referensi gaya hidup aktif.
Khususnya bagi para pesepeda yang sudah menemukan kanal yang tepat saat menjalani hobinya melalui komunitas sepeda.
Kata Kevin, kebiasaan bersepeda masih tetap berlanjut selama komunitas tersebut masih aktif.
"Ada juga yang bergabung dalam komunitas, karena besepeda itu lebih seru berkomunitas."
"Kalau banyak yang berkomunitas seperti ini, akhirnya kegiatan bersepeda akan terus berjalan," ujar Kevin di Jakarta, baru-baru ini.
Baca juga: Lomba Balap Sepeda Brompton di Jakarta, Apa Komentar Anies Baswedan?
Seiring berjalannya waktu, komunitas sepeda ini pun bisa semakin besar dan kuat. Tak menutup kemungkinan bahwa bersepeda pun tak cuma sekadar tren atau ikut-ikutan, tetapi sudah berubah menjadi kebiasaan bagi banyak masyarakat saat ini.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.