Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Mempersiapkan Anak Hadapi Perceraian Orangtua

Kompas.com - 12/01/2023, 18:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Zen Wisa Sartre dan Ristiana D. Putri

KOMPAS.com - Pada dasarnya, keluarga tidak hanya soal hubungan saudara atau ayah-ibu, dan anak, melainkan tempat berbagi kasih sayang, pembelajaran, dan bernaung.

Itulah mengapa, segala sesuatu yang terjadi pada anggota keluarga mau tidak mau akan memengaruhi anggota keluarga yang lain.

Keluarga sendiri memiliki lima fungsi yang dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial anggota keluarganya, yaitu afektif, sosialisasi, reproduksi, ekonomi, dan perawatan.

Akan tetapi, menikah dan berkeluarga tidak semudah menjelaskan fungsi keluarga. Terkadang perceraian tidak bisa ditampik dan menjadi satu-satunya jalan keluar agar masalah selesai.

Dalam siniar Obrolan Meja Makan bertajuk “Mempersiapkan Anak Menghadapi Perceraian”, dijelaskan apa saja yang harus disiapkan orangtua agar anak siap menghadapi perceraian secara lebih mendalam. Adapun episode ini dapat diakses melalui tautan berikut dik.si/OMMAnakCerai.

Perceraian juga pastinya memberi pengaruh pada anak. Karena ada kelima fungsi tadi bisa saja tidak terpenuhi. Lebih dari itu, ada saja opini pihak luar yang seakan-akan membentuk bahwa perceraian datang sebagai akhir cerita panjang ketidakbahagiaan.

Nyatanya, ada banyak penyebab perceraian yang tidak hanya mengenai soal bahagia atau tidak bahagia. Sebut saja, suami yang tidak kunjung menafkahi, kemudian merasa tidak berguna, dan menyelesaikan masalah dengan tidak tepat, yaitu melakukan kekerasan rumah tangga.

Baca juga: Meditasi: Akses Mudah untuk Hadapi Stres

Bisa juga, penghasilan istri lebih besar daripada suami yang menyebabkan tuntutan pekerjaan istri lebih menghabiskan waktu untuk bekerja dibandingkan untuk keluarga.

Sementara persoalan lain, seperti perbedaan budaya, pernikahan dini, perbedaan usia yang terlalu jauh, atau hamil di luar nikah, dapat menjadi penyebab perceraian.

Bila dilihat dari sudut pandang hukum, perceraian merupakan keputusan yang mengubah hidup seseorang yang sudah sepatutnya dilakukan dengan sadar dan tanpa adanya unsur paksaan.

Oleh sebab itu, perceraian sangat tidak bijak bila dijadikan sebagai bahan obrolan ejekan, apalagi kepada anak-anak.

Lantas, bagaimana mempersiapkan anak dalam menghadapi perceraian?

Jaga Konsistensi Kehidupan Keluarga

Di kala orangtua bercerai, anak akan cenderung melihat hidup dan keluarganya berantakan. Bahkan, bisa jadi anak sudah mulai merasakan ada yang tidak baik-baik saja dalam keluarganya.

Untuk mengatasinya, orangtua dapat berupaya bahwa kehidupan anak tidak akan berantakan dan perceraian bukanlah akhir dari kehidupan.

Oleh sebab itu, orangtua penting untuk memberikan pemahaman bahwa perceraian bukan berarti masa depan suram. Pendek kata, orangtua wajib selalu ada dan memfasilitasi segala kebutuhan anak mereka, meskipun telah bercerai dan tidak lagi tinggal di rumah.

Hindari Bertengkar di Depan Anak

Perceraian tentu bukanlah pengalaman yang menyenangkan, meskipun orangtua beranggapan terkadang perceraian adalah sesuatu yang dibutuhkan sebagai resolusi konflik. Akan tetapi, bila bertengkar di depan anak hanya akan membuat perasaan sakit dan menghadirkan pengalaman traumatis.

Baca juga: Menghadapi Pasangan Keras Kepala

Kemudian, orangtua juga sebisa mungkin menghindari mengeluh atau menjelek-jelekkan pasangan di depan anak. Karena perilaku tersebut dapat mengonstruksi pola berpikir dan tidak jarang akan berimbas pada kesehatan fisik dan mental mereka.

Jaga Kesehatan Mental Anak

TIdak peduli seberapa baik penampilan anak, tetapi ketika mengetahui berita perceraian, pastinya sang anak akan merasa sedih.

Bagi anak, perceraian merupakan suatu masalah yang datang bukan pada waktunya. Untuk itu, mereka membutuhkan proses yang bisa jadi berlangsung seumur hidup.

Bahkan, banyak juga anak yang malah mempersepsikan dirinya sebagai penyebab orangtua mereka melakukan perceraian.

Untuk menyikapinya, orangtua wajib meyakinkan bahwa keberadaan anak bukanlah sebuah kesalahan dan tidak ada sangkut pautnya dengan perceraian yang dilakukan orangtua.

Dengarkan informasi selengkapnya seputar menghadapi kekerasan dalam rumah tangga, perasaan berduka, dan persoalan rumah tangga hanya dalam siniar Obrolan Meja Makan.

Akses sekarang juga episode bertajuk “Mempersiapkan Anak Menghadapi Perceraian” melalui tautan berikut dik.si/OMMAnakCerai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com