Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/01/2023, 14:36 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Insider

KOMPAS.com - Memiliki hubungan yang baik dan berkualitas dengan teman kita ternyata dapat menjadi kunci kebahagiaan seumur hidup.

Hal tersebut bahkan telah diteliti melalui sebuah studi ilmiah terpanjang di dunia yang menghabiskan waktu hingga 85 tahun.

"[Selama ini] kita hanya meremehkan dampak yang baik dari hubungan antarmanusia."

Demikian penuturan para direktur Harvard Study of Adult Development dalam buku baru mereka, The Good Life: Lessons from the world's longest scientific study of happiness.

Penelitian mereka juga menunjukkan, frekuensi dan kualitas hubungan dengan teman adalah dua prediktor utama kebahagiaan hidup kita sendiri.

Manfaatnya tidak hanya bersifat emosional, tetapi sekaligus dapat membantu kita hidup lebih lama dan bebas dari rasa sakit.

"Kita membutuhkan orang lain untuk berinteraksi dan membantu kita, serta berkembang ketika kita memberikan hubungan dan dukungan yang sama kepada orang lain," tulis buku itu.

"Proses memberi dan menerima ini adalah fondasi dari kehidupan yang lebih bermakna," kata dia.

Cara membina hubungan baik dengan teman

Dilansir dari laman Insider, para pakar membagikan lima saran mereka untuk membina hubungan yang baik dengan teman setiap harinya sebagai berikut.

1. Bicarakan tentang masalah apa pun yang kita hadapi

Direktur studi Harvard dan rekan penulis buku Robert Waldinger menekankan bahwa penting memberi ruang dalam hubungan pertemanan untuk membicarakan apa pun masalah kehidupan yang sedang kita hadapi.

"Dulu saya berpikir, saya tidak akan pernah mengeluh tentang kesehatan saya seperti yang dilakukan orangtua saya,'" katanya.

"Tetapi, sekarang saya menemukan, karena saya semakin tua, saat kami bersama teman-teman seusia kami, kami berbicara banyak tentang kesehatan kami dan saya tidak menyensornya," ungkap dia.

Buku ini mengidentifikasi empat tahap berbeda dari kehidupan orang dewasa, dari masa remaja hingga akhir kehidupan, dan membongkar bagaimana apa yang kita butuhkan dari satu sama lain berubah seiring waktu.

"Kita bergerak seiring dengan tahap kehidupan kita," terangnya.

"Kekhawatiran besar kita berubah. Dan tidak apa-apa untuk membicarakan hal itu kemudian tertarik pada keprihatinan besar orang lain," jelas dia.

2. Lebih memahami dan mengenal teman kita

Waldinger menuturkan, kita semua ingin merasa dilihat dan dipahami.

Salah satu cara terbaik untuk membantu teman, keluarga, dan ikatan sosial lainnya merasakan hubungan itu adalah dengan benar-benar ingin tahu, tidak peduli berapa lama kita telah mengenal mereka.

"Kita harus membiarkan diri kita tertarik pada apa yang benar-benar disukai orang lain," kata Waldinger.

Hal ini tidak selalu merupakan tugas yang mudah. Profesor psikiatri ini ingat ketika putranya masih remaja, dan sangat menyukai komik manga Jepang dan novel grafis.

"Itu terlihat bodoh bagi saya," ujarnya.

Dengan mengesampingkan asumsinya dan menyalurkan rasa ingin tahu yang tiada henti, Waldinger menemukan bahwa ada alasan mengapa putranya tertarik pada komik.

"Apa yang keren bagi saya adalah bahwa Manga memiliki tema di dalamnya, yang benar-benar diminati oleh anak saya tentang identitas dan hal-hal seperti itu," sambung dia.

3. Luangkan waktu untuk memberikan perhatian penuh kepada orang lain

"Apa yang telah saya pelajari, dan penelitian telah menunjukkan hal ini, adalah bahwa kita harus jauh lebih mengarahkan perhatian kita pada orang lain," terang Waldinger.

Dia tahu bahwa hal ini bisa jadi sulit dan rumit.

Tetapi, buku tersebut berpendapat bahwa karena perhatian kita adalah aset yang paling berharga, maka kita harus menggunakannya sesekali untuk memusatkan perhatian sepenuhnya pada orang lain dan juga pada diri kita sendiri.

"Memerhatikan seseorang adalah cara untuk menghormati mereka, memberikan penghormatan kepada orang tersebut pada saat itu juga," kata dia.

"Dan memerhatikan diri kita sendiri, memeriksa tentang bagaimana kita bergerak melalui dunia, tentang di mana kita sekarang dan di mana kita ingin berada, dapat membantu mengidentifikasi orang dan kegiatan mana yang paling membutuhkan perhatian kita," jelas dia.

4. Renungkan hubungan mana yang ingin kita bina

Buku ini tidak menganjurkan agar kita menjadi begitu mendalam dengan setiap orang yang kita temui sepanjang hari, atau bahwa setiap teknik akan bekerja dengan cara yang sama untuk setiap hubungan.

"Satu ukuran tidak cocok untuk semua," ungkap Waldinger.

Sebaliknya, membina hubungan sosial adalah proses seumur hidup yang membutuhkan refleksi diri, mempelajari siapa kita, dan apa yang benar-benar kita inginkan.

Dia pun menyarankan kita untuk memeriksa diri kita sendiri dengan mulai bertanya, "Apakah saya terhubung dengan orang lain seperti yang saya inginkan?"

"Dan jika tidak, lalu dalam hal apa yang kurang bagi saya?"

Salah satu latihan yang disarankan buku ini adalah menyusun daftar hubungan yang paling penting, mulai dari keluarga hingga teman, serta orang lain yang berinteraksi dengan kita sehari-hari, seperti rekan kerja, atau teman lama yang sudah tidak berhubungan lagi.

Selanjutnya, pikirkan tentang kualitas dan frekuensi interaksi kita.

Apakah hubungan yang kita jalani saat ini memberi energi atau malah menguras energi?

Latihan ini dapat membantu kita menyadari area-area di mana kita ingin memperkuat hubungan, lebih sering bertemu dengan seseorang, atau di mana hubungan yang kurang tetapi penting membutuhkan perhatian khusus.

5. Buatlah koneksi dengan cara-cara kecil setiap hari

Salah satu cara paling sederhana untuk menjalin hubungan dengan seseorang adalah dengan mengajaknya minum kopi atau berjalan-jalan untuk mempelajari lebih banyak tentang mereka dan berbincang-bincang.

Ini adalah trik yang sering digunakan Waldinger, tetapi bahkan dia harus mengingatkan dirinya sendiri untuk melakukan itu.

Dia akan melakukan upaya kecil untuk benar-benar mengenal orang lain sedikit lebih baik dengan minum kopi bersama atau berjalan-jalan.

Ketahuilah bahwa tingkat keberhasilan kita mungkin tidak akan pernah 100 persen dan itu tidak masalah.

"Lihat apa yang akan terjadi. Beberapa orang tidak akan membalas dan itu wajar saja. Tidak semua orang akan membalas secara positif, tetapi banyak orang yang akan membalasnya," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Insider


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com