Healthy Eating Index melacak apakah individu mengikuti pedoman nutrisi AS yang menekankan produk nabati sehat, serta membatasi daging merah, daging olahan, tambahan gula, lemak tidak sehat, dan alkohol, kata Hu.
Sementara itu, Alternate Healthy Eating Index yang dikembangkan di Harvard diklaim Hu menggunakan bukti terbaik untuk memasukkan makanan dan nutrisi yang paling terkait dengan risiko penyakit kronis yang lebih rendah.
"Kami memasukkan kacang-kacangan, biji-bijian utuh dan konsumsi lebih rendah untuk daging merah dan olahan serta minuman manis," tambahnya.
"Konsumsi alkohol dalam jumlah sedang diperbolehkan."
Baca juga: Mengapa Minuman Manis Picu Risiko Kematian Dini?
Kesimpulannya
Setelah pola makan setiap peserta diberi skor, peserta kemudian dibagi menjadi lima kelompok berdasarkan ketaatan mereka dalam mengikuti satu pola diet atau lebih.
"Kelompok yang memiliki kualitas diet tertinggi dibandingkan yang terendah dikaitkan dengan penurunan risiko semua penyebab kematian sekitar 20 persen," tutur Katz, presiden dan pendiri organisasi nirlaba True Health Initiative.
Studi ini juga menemukan pengurangan risiko kematian akibat penyakit kronis tertentu jika seseorang mulai memperbaiki pola makannya, imbuh Hu.
Peserta yang memperbaiki diet mereka sebesar 25 persen dapat mengurangi risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular dengan kisaran 6-13 persen, dan kematian akibat kanker sebesar 7-18 persen.
Sedangkan, risiko kematian akibat penyakit neurodegeneratif --seperti demensia-- berkurang hingga 7 persen.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.