KOMPAS.com - Banyak orang memilih pensiun dini karena ingin lebih banyak berinteraksi dengan keluarga di rumah.
Namun tampaknya, studi terbaru dari para peneliti di Binghamton University, State University of New York akan membuat karyawan yang berencana pensiun dini untuk memikirkan ulang hal tersebut.
Dalam studi itu ditemukan, pensiun dini bisa mempercepat penurunan kognitif di kalangan lansia.
Peneliti melihat data dari program pensiun di China
Asisten profesor ekonomi Plamen Nikolov dan mahasiswa doktoral ekonomi Shahadath Hossain dari Binghamton University memeriksa data dari New Rural Pension Scheme (NRPS) China dan Chinese Health and Retirement Longitudinal Survey (CHARLS).
Mereka berupaya menentukan bagaimana rencana pensiun memengaruhi performa kognitif di antara peserta.
Dalam survei CHARLS, peserta yang dilibatkan adalah orang berusia 45 tahun ke atas. Para peneliti secara langsung menguji kognisi peserta dengan berfokus pada memori episodik dan komponen status mental.
Hasilnya, rencana pensiun dini dapat memiliki konsekuensi negatif.
Tim Nikolov menunjukkan, rencana pensiun ini dapat berperan penting terhadap penurunan kognitif pada orang lanjut usia.
"Karena meningkatnya demografis yang besar ini, China memperkenalkan program pensiun formal (disebut NRPS) di kawasan pedesaan negara itu," tutur Nikolov.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.