Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panduan Diet Mediterania dengan Menu Makanan Indonesia

Kompas.com - Diperbarui 16/01/2023, 10:09 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

KOMPAS.com - Diet Mediterania masih dianggap yang terbaik di dunia karena manfaatnya untuk menurunkan berat badan maupun kesehatan.

Para pakar kelas dunia memujinya karena metode makan ini bersifat berkelanjutan untuk jangka panjang bahkan seumur hidup.

Diet mediterania berkisar pada menu makan masyarakat sekitar Laut Tengah yang didominasi buah buahan, sayuran, biji-bijian, makanan laut, dan lemak sehat.

Baca juga: Daftar Diet Terbaik dan Terburuk di Tahun 2023

Meskipun berasal jauh di Eropa sana, sebenarnya gaya makan ini juga bisa kita adopsi dengan menu makanan Indonesia.

Tentunya makanan yang kita konsumsi tak kalah lezat sekaligus bermanfaat untuk kesehatan.

Diet mediterania dengan menu makanan Indonesia

Ulfa Teni Safira, S.Gz, ahli gizi Dietela, layanan konsultasi diet online di Indonesia, membenatkan jika diet mediterania termasuk salah satu yang baik untuk dijalani.

"Nah kalau diimplementasikan ke menu-menu lokal, pastinya sih menu Indonesia yang banyak sayur dan olahan kacang-kacangan dengan minim minyak," jelasnya kepada Kompas.com, kemarin.

Baca juga: Panduan Menu Harian Diet Mediterania, Diklaim Paling Sehat di Dunia

Ia menjelaskan, menu diet mediterania biasanya menjadi minyak maupun buah zaitun serta ikan sebagai sumber lemak dominan.

Akan tetapi, buah tersebut jarang dijumpai di Indonesia sehingga alternatifnya adalah meningkatkan konsumsi ikan agar asupan omega-3 lebih memadai.

Diet Mediterania dinilai sebagai salah satu yang paling sehat dengan dominasi kacang-kacangan dan ikanRepro bidik layar via Instagram Diet Mediterania dinilai sebagai salah satu yang paling sehat dengan dominasi kacang-kacangan dan ikan

Dalam piramida makanan diet mediterania yang berlaku, asupan karbohidrat tinggi serat dan lauk nabati berupa kacang atau biji-bijian berada di paling bawah.

Baca juga: Diet Mediterania Bisa Bantu Atasi Masalah Perut Buncit

Ulfa mengatakan itu bermakna jika menu tersebut yang sebaiknya paling banyak dikonsumsi jika ingin menjalani diet ini.

"Diikuti sama lauk hewani rendah lemak (ikan-ikanan, seafood), baru deh lauk hewani lemak sedang-tinggi," urainya.

Urutan teratas yakni daging merah dan makanan manis yang artinya sebaiknya jarang sekali dikonsumsi.

Jika diaplikasikan untuk menu makanan Indonesia, Ulfa berpendapat jika diet mediterania bisa diwujudkan dalam berbagai variasi.

Misalnya saja gado-gado, lotek, pecel, urap, dan ketoprak asalkan bumbu kacangnya jangan sampai berlebihan.

Ilustrasi gado-gado siram. shutterstock/Amallia Eka. Ilustrasi gado-gado siram.
"Bisa juga soto ayam, tapi dibuat sayurannya ekstra, bukan hanya jd topping," pesannya.

Diet tetap akan bermanfaat meskipun kita makan bumbu kacang yang digoreng selama porsinya terjaga.

"Soalnya kan dalam sehari kita punya jatah konsumsi minyak, nah kalau makan model pecel/gado-gado kan bahan makanannya biasanya rebus/kukus/mentah tuh yg artinya lemaknya sedikit, makanya boleh tambahan lemaknya dari kacang goreng di bumbu kacang," jelas Ulfa.

Baca juga: Ide Olahan Selai Kacang untuk Buka Puasa dan Sahur, Termasuk Soto

Selain itu, sumber ikan omega-3 yang juga penting dalam diet mediterania tak hanya sebatas salmon saja.

Ulfa menambahkan, ada pilihan lain yang tak kalah lezat, terjangkau dan lebih mudah dijumpai di pasar tradisional seperti ikan tenggiri, ikan kembung, ikan sarden, dan ikan lele.

Baca juga: Catat, 8 Makanan Ini Ternyata Kaya Kandungan Omega 3

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com