Suasana hati dapat berubah menjadi buruk, lebih cepat marah dan tersinggung.
Beberapa orang juga melaporkan mengalami gejala seperti kelelahan, sakit kepala hingga perasaan sedih atau stres.
Tapi kabar baiknya, menurut Robert Glatter, M.D, asisten profesor pengobatan darurat di RS Lenox Hill, Northwell mengatakan kalau efek itu hanya sementara.
Paling tidak efeknya dapat berlangsung selama satu minggu, tetapi setelah itu tubuh akan menyesuaikan diri dengan kadar glukosa yang baru.
Dampaknya bisa memberikan efek boosting energi, seseorang bisa merasa lebih hidup dan tidak mudah tersinggung.
Suasana hati dari hari ke hari juga akan semakin membaik dan membuat seseorang lebih mudah mengontrol emosinya.
Gula termasuk makanan yang dapat membuat kulit tampak kusam dan rentan mengalami peradangan hingga munculnya jerawat.
Ketika asupan gula dikurangi, maka kita dapat merasakan perubahan yang signifikan terjadi pada kulit.
Elastin dan kolagen di dalam tubuh dapat beredar lebih lancar, mengencangkan kulit, mengurangi tingkat peradangan, membuat warna alami kulit lebih terpancar dan warnanya tampak lebih segar.
Baca juga: 5 Kebiasaan Baik untuk Kendalikan Kadar Gula Darah
Mengonsumsi lebih sedikit gula dapat mengurangi frekuensi kita terbangun di malam hari dan meningkatkan kualitas tidur secara keseluruhan.
Sejumlah penelitian mengatakan bahwa efek gula dalam jumlah yang tinggi dikaitkan dengan pengaruhnya pada gelombang lambat yang terjadi di otak.
Hal tersebut bisa membuat seseorang kesulitan untuk tidur karena sering terbangun di malam hari.
Seseorang yang mulai mengurangi asupan gula dapat membantu menurunkan berat badan.
Kata Glatter, saat kita mengurangi asupan gula maka simpanan lemak di tubuh akan menurun secara perlahan.
Hal ini dapat mendorong penurunan berat badan, namun efeknya baru akan terasa setelah dua minggu pertama.
Untuk hasil yang lebih maksimal, seimbangkan pengurangan asupan gula dengan pola makan tinggi protein serta olahraga secara teratur.
Baca juga: Madu Bisa Turunkan Kadar Gula Darah dan Kolesterol Jahat, Ini Studinya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.