Meskipun vaginosis bakteri tidak menyebar melalui kontak seksual, namun kondisi ini biasanya terjadi pada wanita yang aktif secara seksual. Risiko juga meningkat dengan banyak pasangan seksual.
Ada pun gejala vaginosis bakteri meliputi:
- Keputihan berwarna abu-abu
- Nyeri, gatal, atau rasa terbakar di vagina
- Bau seperti ikan yang kuat, terutama setelah berhubungan seks
- Rasa terbakar saat buang air kecil
- Gatal di sekitar bagian luar vagina
Beberapa infeksi menyebar selama kontak seksual. Salah satunya disebut sebagai infeksi menular seksual (IMS) atau penyakit menular seksual.
Baca juga: 5 Fakta tentang Keputihan yang Perlu Diketahui Wanita
Infeksi yang dapat meningkatkan keputihan ini meliputi:
- Klamidia
- Gonore
- Trikomoniasis
Sementara itu, gejala-gejalanya meliputi:
- Keputihan berwarna kuning terang, kehijauan, putih-abu-abu, atau abu-abu
- Keluarnya cairan seperti nanah
- Keputihan berbau amis atau berbau busuk
- Nyeri vagina
- Nyeri panggul atau perut yang tidak terkait dengan kram menstruasi
- Keluarnya cairan encer atau berbuih (berbusa) dengan bau yang tidak sedap
- Ruam atau luka
- Rasa terbakar saat buang air kecil (kencing)
Selalu ada baiknya memberi tahu penyedia dokter tentang setiap perubahan signifikan dalam keputihan.
Meskipun kuantitas saja bukanlah cara yang pasti untuk menentukan apakah ada masalah, keputihan yang memiliki karakteristik tertentu bisa lebih jelas.
Baca juga: Membedakan Keputihan Normal dan Tak Normal, Bagaimana Caranya?
Temui dokter jika kita memiliki tanda dan gejala keputihan yang tidak normal.
Untuk konteksnya, berikut ini adalah bagaimana mereka membandingkannya dengan ciri-ciri keputihan normal:
-Bening, putih, putih pucat, atau kuning pucat
-Tipis/berair atau lengket
-Tidak berbau atau berbau ringan/ tidak menyengat