KOMPAS.com - Ketika mendengar sebutan ekstrovert, pikiran kita langsung tertuju pada orang-orang yang ceria dan aktif dalam bersosialisasi.
Berbeda dari orang dengan kepribadian introvert, orang ekstrovert senantiasa penuh energi dan menyebarkan aura positif.
Meski demikian, orang ekstrovert juga bisa terkena stres dan depresi lho.
Hanya saja, orang terdekat seperti teman atau anggota keluarga lebih sulit mendeteksi gejala depresi pada orang ekstrovert ketimbang orang introvert.
Baca juga: Tips Memilih Warna Pakaian untuk Ekstrovert dan Introvert
Fakta ini "tertuang" pada studi yang dimuat dalam jurnal International Psychogeriatrics.
Peneliti studi Paul D. Duberstein, profesor psikiatri di University of Rochester Medical Center di New York, AS menjelaskan mengapa gejala stres dan depresi sulit dikenali pada orang ekstrovert.
Ia menilai, orang terdekat mungin kesulitan melihat orang ekstrovert yang bahagia dan menyenangkan sebagai orang yang sedih atau tertekan.
"Jika saya tahu seseorang ekstrovert, saya tahu mereka bersikap hangat, sosial, menyenangkan," kata Duberstein kepada MyHealthNewsDaily.
"Sangat sulit bagi seseorang untuk melihat orang ekstrovert selain dari itu."
Peneliti bertanya kepada hampir 200 orang berusia 60 tahun ke atas untuk mengungkapkan apakah mereka mengalami depresi atau memiliki riwayat depresi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.