Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Agoraphobia, Gangguan Kecemasan yang Dialami Pangeran Harry

Kompas.com - 18/01/2023, 05:15 WIB
Anya Dellanita,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber Healthline

KOMPAS.com - Pangeran Harry kembali jadi perbincangan publik setelah mengaku mengalami agoraphobia dalam memoar barunya, “Spare” yang dirilis pada 10 Januari lalu.

Agoraphobia sendiri merupakan gangguan kecemasan yang menyebabkan ketakutan berlebih dalam situasi tertentu, seperti berada di keramaian. Terkadang, ketakutan ini bisa membuat penderitanya tak ingin meninggalkan rumah.

Lebih lanjut, menurut NBC News yang menerjemahkan memoar tersebut ke dalam bahasa Spanyol, Pangeran Harry menulis: “Saya adalah seorang agoraphobe, yang kelihatannya hampir tidak mungkin mengingat posisi saya sekarang.”

Bahkan, Pangeran Harry mengakui bahwa dirinya sempat hampir pingsan saat melakukan pidato yang tak bisa dibatalkan.

Baca juga: 8 Pengakuan Sensasional Pangeran Harry di Memoar Terbaru

Mengenal agoraphobia

Menurut American Psychological Association, agoraphobia dapat didefinisikan sebagai rasa takut berlebih dan tidak masuk akal saat berada di tempat terbuka atau asing, yang akan menyebabkan seseorang menghindari situasi atau tempat yang membuatnya sulit “kabur.”

Artinya, penderitanya bisa takut akan ruang tertutup, keramaian, transportasi publik, hingga tempat lain di luar rumahnya sendiri.

Psikolog klinis Gregory Jantz, PhD, mengatakan, penderita agoraphobia bisa merasa bahwa semakin jauh dari rumah, semakin merasa tidak aman pula mereka.

Karena itu, beberapa orang yang menderita agoraphobia juga dapat mengalami gangguan panik, gangguan kecemasan yang menyebabkan panic attack, sebuah perasaan takut berlebih yang terjadi secara tiba-tiba.

Mereka yang mengalaminya akan sulit bernapas, pusing seakan mau pingsan, berkeringat berlebihan, dan detak jantungnya pun meningkat.

Bagaimana dampak agoraphobia pada seseorang?

Seperti yang sudah disebutkan di atas, mereka yang menderita agoraphobia dan mengalami panic attack karenanya kemungkinan akan menghindari beberapa tempat atau situasi tertentu guna menghindari kepanikan lainnya.

Bahkan jika agorafobia cukup parah, penderitanya bisa tidak mau meninggalkan rumah, mengunjungi keluarga dan teman, pergi ke sekolah atau bekerja, dan melakukan aktivitas sehari-hari lainnya.

Jantz pun menambahkan, mereka yang mengalami kondisi ini juga kerap berpikir kalau ketakutannya hanya ada dalam bayangan saja, membuat rasa malu pun timbul.

“Namun meskipun ketakutan itu tidak ada hubungannya dengan kenyataan, bukan berarti kecemasan itu tidak nyata,. Tubuh kita bereaksi terhadap hal-hal fisiologis yang terjadi,” ujar Jantz, sebagaimana dikutip dari Healthline.

Baca juga: 7 Pengakuan Mengejutkan Pangeran Harry dan Meghan Markle di Dokumenter Netflix

Penyebab seseorang mengalami agoraphobia

Dilansir dari Healthline, hingga kini para peneliti masih mencoba mencari tahu penyebab seseoprang dapat menderita agoraphobia, meski diyakini genetika dan keturunan bisa menjadi penyebabnya.

Selain itu, beberapa faktor berikut bisa meningkatkan risiko agoraphobia:

Halaman:
Sumber Healthline
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com